Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
2
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
9 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
3
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
6 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
8 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
7 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
6 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  Riau

Populasi Harimau Sumatera Ditaksir Tinggal 400 Ekor, Dirjen KSDAE KLHK: Mereka Top Predaktor

Populasi Harimau Sumatera Ditaksir Tinggal 400 Ekor, Dirjen KSDAE KLHK: Mereka Top Predaktor
Ilustrasi. (Internet)
Sabtu, 21 April 2018 16:56 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno mengatakan, bahwa populasi Harimau Sumatera diperkirakan tinggal sekitar 400 ekor.

Untuk saat ini, satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya tersebut, paling banyak ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

"Dari 400 ekor itu tersebar di Gunung Leuser hingga Kerumutan, Rimbang Baling, Bukit Tiga Puluh sampai ke Lampung," ungkap Wiratno di Kantor BKSDA Provinsi Riau, Jalan HR Soebrantas Pekanbaru, Sabtu (21/4/2018).

Ia pun mengimbau masyarakat untuk menjaga kesimbangan alam dan habitat para satwa liar tersebut. Salah satunya, mengenai kecukupan pakan dalam rantai makanan Harimau Sumatera yang merupakan predator puncak ini.

"Harimau ini top predator, harus ada siklus rantai makanannya. Kalau babi di hutan banyak diburu, harimau bisa kekurangan pakan. Ini juga berpengaruh," ujarnya.

Terakhir, Wiratno mengingatkan, bahwa segala jenis satwa liar yang ada di alam ini tidak akan mengganggu manusia selama tidak diganggu habitatnya.

"Mereka (satwa liar) tidak akan menggangu manusia jika tidak diganggu keluarganya, habitatnya dan rantai makanannya," tandasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/