Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
18 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
13 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
13 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Peran Pesantren dan Alumni tidak Bisa Lepas dari Politik

Peran Pesantren dan Alumni tidak Bisa Lepas dari Politik
Kamis, 19 April 2018 12:31 WIB
Penulis: Rel
MEDAN - Pesantren dan alumninya sudah banyak berkontribusi dalam perpolitikan dan pembangunan nasional. Maka di tahun-tahun politik seperti saat ini, pesantren dan alumninya harus mengambil peran serta memberi masukan bagi kemaslahatan umat.

Demikian disampaikan praktisi sosial dari UIN Sumut, Ahmad Khairuddin kepada wartawan, Kamis (19/4/2018) di Medan.

Dikatakannya, sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, pesantren memiliki sejarah dan kontribusi panjang dalam perpolitikan nasional.

"Jadi memang pesantren dan alumninya tidak bisa lepas dari perpolitikan di tanah air," kata Ahmad Khairuddin.

Ahmad Khairuddin yang juga alumni Ponpes At Toyyibah Labuhanbatu itu menggarisbawahi, pesantren dan alumninya tidak bisa menutup mata terhadap perkembangan politik.

Terutama menepis anggapan bahwa agama dan pesantren itu tidak bisa dibawa ke ranah politik.

Selain itu, pesantren dan alumninya harus mengambil bagian dalam kepemimpinan yang peduli dengan agama dan tidak memberi peluang pada orang-orang yang terkesan khawatir dengan politisasi agama.

"Segelintir orang menyoal politisasi agama. Yang tepat justeru sesungguhnya politik di tanahair harus mendapat payung agama agar sesuai Pancasila. Berketuhanan Yang Maha Esa. Jadi politik itu harus diagamaisasi dengan konsep agamaisasi politik. Memisahkan agama dengan politik itu sekuler. Pesantren dan alumninya tidak bisa picing mata dengan berkembangnya sekulerisme di tanah air," kata dia.

Kalau sudah sekuler, sambung dia, jika ada momen politik pemilihan kepala daerah misalnya, maka akan pemimpin yang didapat dari politik sekuler adalah pemimpin tidak jujur, amanah dan adil.

"Dalam Islam, agama mengajarkan kejujuran, keadilan dan amanah. Lalu bagaimana jadinya kalau agama dipisahkan dari ranah politik," imbuh Ahmad Khairuddin.

Menurut dia, kepemimpinan yang menuruti perintah agama itu akan hadir ke tengah-tengah masyarakat di segala situasi.

"Negara dan pemimpin hadir di kasus anak terlantar, hadir di tengah masyarakat yang terkena bencana dan lain sebagainya. Kehadiran itu terwakili melalui dinas sosial atau kementerian terkait. Dan secara umum, itu semua agama yang memayunginya," ujar Ahmad Khairuddin.

Untuk itu, dia kembali menegaskan bahwa pesantren dan alumninya harus mengambil peran dalam setiap kontestasi politik dan memberi masukan bagi kemaslahatan umat.

"Jika ada sesama alumni pesantren yang berbeda pilihan dalam kontestasi, maka berlomba-lombalah dalam kebaikan. Fastabiqul khairat. Berlomba dalam kebaikan itu juga perintah agama," tukasnya.

Editor:Fatih
Kategori:Sumatera Utara, GoNews Group, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/