Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
2
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
17 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
3
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
17 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
15 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
15 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Politisi Nasdem Ini Minta Program Pemberdayaan Masyarakat Bagi Jukir Liar
Pemerintahan
1 jam yang lalu
Politisi Nasdem Ini Minta Program Pemberdayaan Masyarakat Bagi Jukir Liar
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Cak Imin Sebut Untuk Menjadi Politisi Tak Bisa Serta Merta

Cak Imin Sebut Untuk Menjadi Politisi Tak Bisa Serta Merta
Kamis, 19 April 2018 14:08 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ratusan santri pada Kamis 19 April 2018 mengunjungi Komplek MPR/DPR/DPD, Jakarta. Kedatangan para santri ke komplek parlemen itu untuk belajar proses politik yang terjadi di DPR dan MPR.

Kedatangan mereka langsung disambut oleh Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar dan Ketua Fraksi PKB di MPR Djazilul Fawaid.

"Ini merupakan bagian dari pendidikan politik," ujar Muhaimin saat menerima para santri di Gedung Komisi V, Gedung Nusantara. Dikatakan, pendidikan politik ada yang formal, ada pula yang non formal.

Dalam acara yang diberi tema Parlemen Santri Angkatan V itu, Muhaimin menyebut kegiatan itu sebagai pendidikan politik formal.

"Acara ini untuk mengajak santri mengenal dan mengerti politik," ujarnya.

Menurut mantan Ketua Umum PBPMII itu, politik adalah representasi dan artikulasi yang berkembang di masyarakat yang selanjutnya diambil menjadi sebuah keputusan.

Sementara untuk menjadi politisi, menurut Muhaimin, seseorang tak bisa serta merta. Ia harus mengikuti proses pendidikan dan pengabdian di masyarakat.

"Seperti dalam video yang diputar tadi, saya sejak muda mengikuti berbagai organisasi dan jejang pendidikan yang ada, baik yang bernuansa agama maupun kebangsaan," ujarnya. 

Bila seseorang intensif dalam proses pendidikan politik di masyarakat maka ia akan menjadi politisi yang handal dan tangguh.

Sebagai bagian dari kalangan Nadhliyin, dalam kesempatan tersebut Muhaimin menceritakan tokoh-tokoh NU ikut meletakan dasar-dasar negara Indonesia.

Dari sinilah Muhaimin menyebut Islam tak terpisahkan dalam masalah kebangsaan dan kenegaraan. "Antara agama dan negara satu tak bisa dipisahkan," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Djazilul mengatakan kedatangan para santri ke Komplek Parlemen untuk melihat bagaimana proses undang-undang dibuat. Kehadiran mereka menurut Djazilul memberi semangat agar mereka menjadi wakil rakyat. "Banyak politisi dari kalangan santri," ungkapnya.

"Kalian beruntung sudah bisa ke komplek parlemen. Seusia kalian saya malah belum pernah ke sini," paparnya dengan tersenyum.

Pendidikan politik bagi generasi muda menurut Djaziluli, sangat penting sebab dalam Pemilu yang akan datang, 48 persen pemilih adalah anak-anak muda. "Untuk itu anak muda perlu belajar politik," ujarnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/