Kata Presiden Jokowi, Negara yang Kuat Tidak Lahir dari Rakyat yang Manja, Jadi Harus Optimis
Hal itu disampaikannya pada saat memberi sambutan pada peringatan Hari Lahir ke-45 tahun Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di UTC Semarang, kemaren.
''Rakyat harus optimistis menatap masa depan dan terus menjaga keutuhan NKRI. Meski selalu ada cobaan dan rintangan, semua pihak harus menghadapi bersama-sama. Sebab tidak ada bangsa yang menjadi besar dan kuat ekonominya jika rakyatnya malas-malasan. Tidak ada rumusnya seperti itu. Rakyatnya manja-manjaan tapi negaranya menjadi negara kuat itu tidak ada, semuanya pasti harus dilakukan dengan kerja keras, usaha, ikhtiar, dan berdoa kepada Allah,'' tegasnya.
Jokowi menjelaskan, Indonesia merupakan negara besar dan kaya akan keberagaman dari Sabang sampai Merauke. Perbedaan suku, agama, ras, dan budaya di penjuru nusantara itu merupakan anugerah dan menjadi tugas rakyat bersama pemerintah untuk merawat dan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.
''Kita akan tahu perbedaan itu kalau kita sudah keliling Indonesia dari Sabang sampai Merauke, maka akan ketahuan dan mengerti betapa kita ini diberi anugerah oleh Allah beragam perbedaan. Maka menjadi kewajiban kita untuk saling menjaga bersama-sama, berdoa agar Allah meridhoi usaha kita semuanya,'' bebernya.
Turut mendampingi presiden dalam kegiatan tersebut, Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Tengah Drs Heru Sudjatmoko MSi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimoen Zubair, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ma'ruf Amin, dan Ketua Umum PPP M Romahurmuziy. ***
Editor | : | Hermanto Ansam |
Kategori | : | Jawa Tengah, Pemerintahan, Umum, GoNews Group |