Kritik Puisi Sukmawati, Golkar: Sebaiknya Tokoh Itu Menjaga Ucapan
Menanggapi hal itu, Wasekjen Partai Golkar Sarmuji, meminta pertanggungjawaban atas puisi yang dibacakan Sukmawati. Apalagi, Sukmawati adalah salah satu tokoh yang merupakan anak dari Presiden pertama RI, Soekarno.
"Mbak Sukma kita minta dengan segala kerendahan hati supaya memiliki tanggung jawab moral atas segala yang diucapkan. Karena ini tokoh. Kalau bukan tokoh kan resonansinya kecil, tetapi kalau tokoh itu bisa mempengaruhi massa," ucap Sarmuji di Harris Hotel FX Sudirman, Senayan, Jakarta, Selasa (3/4).
Menurut Sarmuji, apa yang diucapkan Sukmawati dalam puisinya tersebut berpotensi memicu ketegangan nasional. Menurut dia, Sukmawati harus bisa mengutamakan prinsip persatuan dan kesatuan bangsa karena dia adalah salah satu tokoh nasional.
"Kita saling jagalah persatuan kita supaya tidak terjadi keretakan, supaya kita sebagai anak bangsa tetap solid. Karena itu sebaiknya tokoh menjaga apa yang diucapkan," tutupnya.
Berikut puisi Sukma yang ramai itu:
Puisi Ibu Indonesia. Aku tak tahu syariat Islam. Yang kutahu sari konde Ibu Indonesia sangatlah indah. Lebih cantik dari cadar dirimu. Gerai tekukan rambutnya suci. Sesuci kain pembungkus ujudmu.
Rasa ciptanya sangatlah beraneka. Menyatu dengan kodrat alam sekitar. Jari jemarinya berbau getah hutan. Peluh tersentuh angin laut. Lihatlah ibu Indonesia. Saat penglihatanmu semakin asing.
Supaya kau dapat mengingat. Kecantikan asli dari bangsamu. Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi dan kreatif. Selamat datang di duniaku. Bumi ibu Indonesia. Aku tak tahu syariat Islam. Yang kutahu suara kidung ibu Indonesia sangatlah elok. Lebih merdu dari alunan azanmu.
Gemulai gerak tarimu adalah ibadah. Semurni irama puja kepada Ilahi. Nafas doanya berpadu cipta. Helai demi helai benang tertenun. Lelehan demi lelehan damai mengalun. Canting menggores ayat-ayat alam surgawi. Pandanglah ibu Indonesia.
Saat pandanganmu semakin pudar. Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu. Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini. Cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya. .***
Editor | : | Muslikhin Effendy |
Sumber | : | Kumparan.com |
Kategori | : | GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta |