Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
22 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
24 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
21 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
21 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
20 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
22 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

CBA: Kalau Sarden Ada Cacing, di 'Tubuh' Kemenkes Malah ada Dugaan Kongkalikong Ratusan Miliar Duit Negara, Sama-Sama Menjijikan

CBA: Kalau Sarden Ada Cacing, di Tubuh Kemenkes Malah ada Dugaan Kongkalikong Ratusan Miliar Duit Negara, Sama-Sama Menjijikan
Ilustrasi Kantor Kemenkes. (Istimewa)
Senin, 02 April 2018 13:24 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Statement Menteri kesehatan (Menkes) Nila Moeloek baru-baru ini soal cacing bikin panas hati,. Bagaimana bisa seorang menteri berucap seenak udelnya bahwa cacing dalam sarden boleh dimakan. Hal ini juga mendapat tanggapan dari Center for Budget Analysis (CBA).

Kepada GoNews.co, Koordinator Investigasi Center for Budget Analysis (CBA) Jajang Nurjaman mengatakan, Menteri Nila Moelok dianggap terlalu pongah karena merasa dirinya berpengetahuan dengan gelar Profesor Doktor yang diembannya. "Terlalu pongah, masak cacing mengandung protein dan boleh dimakan masyarakat," ujarnya, Senin (2/4/2018) di Jakarta.

"Sebuah kelakar yang menjijikan, sayang beliau tidak memberikan contoh langsung bagaimana cara makan cacing yang bagi kebanyakan orang menggelikan," paparnya.

Jika di dalam sarden ada cacing, Center for Budget Analysis (CBA) justeru menemukan hal yang lebih menjijikan dari cacing di tubuh kementerian yang dipimpin Lina Moeloek, yakni dugaan kongkalikong duit rakyat dan berlangsung selama dia menjabat (lima tahun lamanya).

"Setiap tahun Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan memiliki kegiatan Pekerjaan Cleaning Service. Terkait kegiatan ini Center for Budget Analysis (CBA) menemukan banyak kejanggalan dalam pelaksanaannya," tandasnya.

Contohnya kata dia, adalah Pekerjaan Cleaning Service yang dikerjakan oleh satuan kerja Rumah Sakit Umum Dr Cipto Mangun Kusumo Jakarta. Sejak menteri kesehatan Nila Moeloek memimpin tahun 2014, dugaan kongkalong antara oknum pejabat kemenkes dengan swasta dalam proyek Cleaning service terus berjalan sampai 2018.

Misalnya kata dia lagi, dari segi anggaran tahun ke tahun selalu mengalami lonjakan drastis, padahal pengerjaannya di ruang lingkup yang sama yakni di RSUP Nasional Dr Cipto Mangunkusumo Jl Diponegoro No 71 Jakarta Pusat. Berikut rinciannya: 1. 2014 Anggaran sebesar Rp 18,2 miliar, 2. 2015 Anggaran sebesar Rp 24,2 miliar, 3. 2016 Anggaran sebesar Rp 27,1 miliar, 4. 2017 Anggaran sebesar Rp 26,7 miliar, 5. 2018 Anggaran sebesar Rp 38,2 miliar

“Total anggaran yang disiapkan Kemenkes terkait proyek Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Dr Cipto Mangun Kusumo Jakarta untuk 5 tahun sebesar Rp 134,6 miliar lebih. Adapun dari anggaran yang disiapkan seperti disajikan di atas, uang negara yang dihabiskan sebesar Rp126,7 miliar lebih,” tukasnya.

 Untuk secara detailnya bisa dilihat sebagai berikut:

1. Tahun 2014 PT Tirta Maz Dua tiga, nilai kontrak sebesar Rp16.996.728.200

2. Tahun 2015 PT Spectra Jasindo, nilai kontrak sebesar Rp20.860.140.000

3. Tahun 2016 PT Tirta Maz Dua tiga, nilai kontrak sebesar Rp 26.568.850.286

4. Tahun 2017 PT Sapta Sarana Sejahtera, nilai kontrak sebesar Rp25.943.873.271

5. Tahun 2018 Perusahaan Provices Indonesia nilai proyek sebesar Rp36.416.932.665

"Anggaran yang terus naik dengan tidak wajar, mengindikasikan penentuan pagu anggaran serta Harga perkiraan sendiri yang dibuat oleh pejabat pembuat komitmen (PPK) sengaja ditinggikan agar membuka celah untuk permainan selanjutnya. Seperti satu perusahaan yang mendapatkan dua kali proyek Cleaning service, yakni PT Tirta Maz Dua tiga. Dengan nilai kontrak sebesar Rp 43,5 miliar lebih," jelasnya.

lanjut dia, diduga juga ada modus dimenangkannya beberapa perusahaan meskipun dengan tawaran kontrak yang kelewat mahal, namun hal ini tidak ketara karena sejak awal memang HPS yang ditetapkan sudah kelewat tinggi. Contohnya proyek pekerjaan Service di tahun 2018 dari 62 peserta lelang yang mendaftar, Perusahaan Provices Indonesia yang dimenangkan dengan nilai kontrak Rp 36, 4 miliar lebih. Padahal ada perusahaan lain yang menawarkan harga lebih murah seperti PT Pinang Jaya Abadi senilai Rp 33,2 miliar. Ada selisih yang cukup jauh sebesar Rp 3,1 miliar lebih.

Secara keseluruhan, CBA mencatat dalam proyek pekerjaan Cleaning Service Kemenkes di Rumah Sakit Umum Dr Cipto Mangun Kusumo Jakarta. Sedikitnya terdapat potensi kebocoran anggaran sebesar Rp 8,7 miliar lebih. Untuk potensi kerugian negara bisa lebih besar lagi, mengingat proyek tersebut bernilai ratusan miliar.

"Berdasarkan temuan di atas, CBA mendorong pihak berwenang khususnya KPK agar segera membuka penyelidikan. Bahkan jika perlu, Menteri Kesehatan Nila Moeloek ikut dipanggil untuk dimintai keterangan. Karena selain di RS Cipto masih banyak proyek sejenis di Rumah sakit lainnya dan berada di bawah tanggung jawab menkes yang berpotensi jadi indikasi bancakan oknum tidak bertanggung jawab jika terus dibiarkan," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/