Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
3 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
2 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
3
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
1 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
4
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
51 menit yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
5
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
41 menit yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Demokrat: Kemungkinan Membentuk Poros Tiga di Pilpres 2019 Masih Terbuka

Demokrat: Kemungkinan Membentuk Poros Tiga di Pilpres 2019 Masih Terbuka
Diskusi Press Room DPR RI. (Muslikhin/GoNews.co).
Kamis, 22 Maret 2018 17:37 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA – Meskipun Partai Demokrat sudah memberi sinyal akan mendukung pencapresan Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang, namun partai besutan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, mengaku masih membuka pintu untuk membentuk poros tiga.

Hal ini diungkapkan Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindoan, pada saat menjadi narasumber diskusi Koordinatoriat Wartawan Parlemen, Kamis (22/3/2018) di Nusantara III DPR RI.

"Jujur saja, saya melihat ada tanda -tanda poros yang ada itu cuma satu. Dan kalau ini terjadi, saya pikir ini bagian dari mafia politik. Karena PKS dan Gerindra sendiri sampai saat ini belum berterus terang, meskipun arah kesananya ada," ujarnya.

 Untuk kata dia, Demokrat mengimbau agarlimaparpol yang belum merapat ke Joko Widodo, diharapkan bisa membangun poros sendiri. "Secara angka matematika politik, dengan jumlah kursi yang ada, maka kami (Demokrat), tetap membuka peluang membentuk poros tiga dengan PKB dan PAN," tandasnya.

Namun demikian kata dia, jika poros tiga tersebut nantinya benar-benar terbentuk, harus bisa mengusung figur yang tepat di Pilpres 2019 mendatang. “Saya percaya dari sebuah tesis, sesudah melihat pemilu kita dari masa ke masa, khusunya pasca reformasi. Yang bisa menciptakan lonjakan suara ini sebenarnya bukan karena partainya, tapi hanya figur,” tandasnya.

Jadi kata dia, sampai bungkuk bungkuk pun kader partai turun ke bawah menghidupkan mesin partainya, tanpa figur yang tepat akan susah. "Tanpa figur, menurut saya paling jauh hanya sekitar 5 sampai 7% saja yang bisa didapat. Makanya tiap partai butuh figur. Belum lagi kemudian di situasi Pilcaleg dan Pilpres yang berbarengan, partai politik lebih butuh lagi figur, nah kebetulan di partai kami saat ini figurnya ya AHY," bebernya.

Sehingga kata dia, kalau dilihat dari perspektif sudut pandang partai politik, aneh rasanya jika kemudian Jokowi melawan kotak kosong. “Artinya calon presiden tunggal itu ya aneh,  bahkan kalau  hanya  terbentuk dua poros saja menurut saya masih aneh. Harus ada tiga poros,” tukasnya.

"Kami Partai Demokrat optimis poros tiga bisa terbentuk, karena kalau kita lihat timelinenya, pendaftaran calon presiden dan wakil presiden itu kan tanggal 4 sampai tanggal 10 Agustus tahun ini, artinya kalau menghitung mundur dari sekarang maka masih ada waktu 4 bulan lagi," timpalnya.

Ia juga meyakini, akan ada figur selain Jokowi dan Prabowo, yang bisa diusung menjadi Capres 2019. Pasalnya kata dia, baik Prabowo maupun Jokowi belum aman dari segi Elektabiliatas dan Kapabilitasnya. "Dua figur ini belum aman, kenapa? Karena belum ada yang mencapai 70 persen lebih. Jadi peluang tetap ada bagi figur lain," tegasnya.

Tapi pernyataannya kemudian kata dia ibarat orang nonton bioskop, tentunya akan bosan menonton film yang sama dua kali. "Anda sendiri pasti malas masuk bioskop kalau filmnya sama. Anda pasti berfikir rugi beli tiket, bosan, sama dengan Pilpres tahun ini, masak iya mau tokoh yang sama," candanya.

"Ini berbeda kalau di 2009 lalu, karena Pak SBY tidak menghabiskan semua partai. Bahkan yang saya ingat yang mendukung Pak SBY diluar demokrat partainya kecil seperti PPP, PKB, PAN, dan PKS kalau tidak salah PBB juga. Tahun ini kan beda, hanya 5 parpol yang masih belum kesana," tandasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/