Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
2
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
21 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
3
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
21 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
4
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
20 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
5
Ketua Hima Persis DKI: Tagline Sukses Jakarta untuk Indonesia Inspiratif
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Ketua Hima Persis DKI: Tagline Sukses Jakarta untuk Indonesia Inspiratif
6
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Umum
21 jam yang lalu
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Home  /  Berita  /  Riau

DPRD Riau Sebut APBD Sudah Anggarkan Rp13 Miliar untuk Karlutha, Aherson: Ada Bangun Kolam Juga

DPRD Riau Sebut APBD Sudah Anggarkan Rp13 Miliar untuk Karlutha, Aherson: Ada Bangun Kolam Juga
Selasa, 20 Februari 2018 02:34 WIB
Penulis: Winda Mayma Turnip
PEKANBARU - Memasuki musim kemarau, Riau dalam posisi waspada kebakaran hutan dan lahan (Karlutha). Karenanya, mengantisipasi masuknya kemarau setiap tahun, pada APBD 2018 sudah dianggarkan Rp13 miliar.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi I Aherson kepada GoRiau.com, Senin, (19/2/2018). Aherson menyampaikan, dana tersebut telah dikucurkan terutama pada pembinaan dan pelatihan kepada perangkat - perangkat desa yang daerahnya rawan kebakaran hutan dan lahan. Disebutkan pula, untuk tahun lalu telah dibangun kolam seharga Rp1,7 miliar.

"Dana APBD itu dianggarkan sebesar Rp13 miliar untuk mencegah kebakaran. Lebih baik mencegah daripada mengupayakan setelah terbakar, maka kita utamakan pembinaan, diantaranya pelatihan dan sosialisasi untuk perangkat-perangkat desa yang daerahnya rawan. Kita juga sudah bangun satu kolam tahun lalu yang bisa digunakan saat ini," terang Aherson.

Aherson menyatakan pembangunan kolam belum dilakukan di semua daerah yang dinilai rawan. Sampai saat ini hanya ada satu kolam, dan rencananya untuk 2018, akan kembali dibangun di daerah Pelalawan.

Aherson menyampaikan, kesulitan utama dari pembuatan kolam ini dikarenakan lahan gambut. Luas kolam sendiri diperkirakan memiliki panjang 17 meter dan lebar 6 meter dan dalam 4 meter, dan disemen sehingga permanen, diklaim, kolam itu efektif untuk memadamkan api.

"Baru satu kolam kita bangun, dan nanti akan kita bangun lagi, kita bangun kolam itu pinggiran dan dasarnya disemen. Kolam itu efektif sekali, sudah berdasarkan pengkajian dengan swasta, RAPP, bahkan konsultan dari beberapa negara," ujarnya.

Namun, titik api yang terus bertambah di Riau, yang dinyatakan tertinggi di Sumatera ini disebutkan Aherson dikarenakan penyebab munculnya api tidak hanya karena ulah oknum saja. Titik api di Riau terjadi karena memang daerah ini rawan dimusim kering dengan percikan atau 'ulah' alam sendiri, pihak daerah setempat juga telah mengupayakan membudidayakan lebah hutan, sehingga dapat menjadi 'alarm' kebakaran.

"Penyebab api itu bukan hanya ulah manusia di Riau ini, tapi memang gesekan - gesekan kecil saja dilahan kering itu bisa picu api, makanya inilah kendalanya. Tapi saya kira, kalau tidak salah, sudah ada dibeberapa daerah yang membudidayakan lebah. Jadi nanti jika ada titik yang terbakar, lebah itu langsung keluar, dan jadi tanda alarm bagi warga bahwa ada hutan yang terbakar, sehingga bisa langsung diantisipasi," ujarnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/