Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
Olahraga
16 jam yang lalu
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
2
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
Olahraga
15 jam yang lalu
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
3
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
15 jam yang lalu
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
4
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
Olahraga
15 jam yang lalu
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
5
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
Olahraga
15 jam yang lalu
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
6
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Gawat ! Sumut Tak Memiliki Stok Serum Difteri

Gawat ! Sumut Tak Memiliki Stok Serum Difteri
Sabtu, 03 Februari 2018 11:05 WIB

MEDAN - Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memiliki stok serum difteri atau anti difteri serum (ADS) untuk penanganan penyakit berbahaya tersebut.

Hal itu disampaikan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar setelah bertemu dengan Direktur Pelayanan Medik RSUPHAM, Malik Mardianto, di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Jumat (2/2/2018). Kedatangan Ombudsman ke rumah sakit milik Kementerian Kesehatan itu karena adanya laporan mengenai kekosongan serum difteri di rumah sakit tipe A tersebut.

“Informasi yang kami peroleh tadi tidak ada serum untuk pasien suspect difteri di rumah sakit itu," kata Abyadi. Informasi itu kemudian ditindaklanjuti oleh Ombudsman dengan menemui manajemen rumah sakit.

Di rumah sakit, Abyadi yang diterima manajemen mendapat penjelasan bahwa untuk penanganan ES, rumah sakit masih memiliki stok ADS. "Tapi kalau ada satu lagi pasien difteri, stok ADS-nya sudah tidak ada," jelasnya.

Menurutnya, kondisi ini sangat riskan. Mengingat, untuk mendapatkan ADS, harus diperoleh dari Kementerian Kesehatan dan ada mekanisme yang panjang. Rumah sakit harus membuat laporan ke Dinkes Sumut lalu Dinkes akan melapor ke Kemenkes.

"Dan itu membutuhkan waktu empat hari. Smentara, apabila ada pasien suspect difteri membutuhkan penanganan cepat," ungkapnya.

Karenanya, ia mendorong agar setiap provinsi termasuk Sumut harus memiliki stok ADS. Selain itu, kata Abyadi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga perlu mengatur mekanisme pendistribusian serum tersebut agar lebih mudah diperoleh dan tidak berbelit-belit.

Sebelumnya, orangtua pasien suspect difteri asal Simalungun Togu Simorangkir sempat panik karena mendapat informasi kekosongan serum tersebut.

“Katanya kosong di Sumut serumnya. Memang masih suspect, tapi kalau gak dikasih serum itu akan terjadi penyempitan, bisa susah bicara, susah bernafas, dan harus dibolongi lehernya. Kita kan nggak mau seperti itu,” ujarnya.

Editor:wen
Sumber:medanbisnis
Kategori:Sumatera Utara, Pemerintahan, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/