Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
Umum
23 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
2
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Umum
22 jam yang lalu
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
3
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
Umum
22 jam yang lalu
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
4
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
Olahraga
20 jam yang lalu
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
5
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
4 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
6
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
Olahraga
4 jam yang lalu
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Brigade Anti Hama Menjaga Ketahanan Pangan

Brigade Anti Hama Menjaga Ketahanan Pangan
Istimewa.
Minggu, 14 Januari 2018 20:58 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua Umun Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menilai, untuk menciptakan keamanan negara, harus menyeluruh.

Tak hanya Detasemen Khusus Anti Terorisme (Densus Anti Teror) dan Detasemen Tindak Pidana Korupsi (Densus Tipikor) yang dibutuhkan, tapi Indonesia juga perlu tim khusus untuk nenangani hama demi keamanan pangan. 

Menurur Moeldoko, ketahanan dan kedaulatan pangan bisa jadi ancaman serius saat ini, bila petani dan pertanian Indonesia tidak dibenahi dengan sungguh-sungguh. Apalagi, pertanian dan para petani Indonesia kini terus-terusan dihajar hama sebagai teror yang meruntuhkan sektor pertanian. 

"Sehebat apapun persenjataan sebuah negara, keamanannya akan terancam bila sektor pangannya rapuh. Ini harus diperhatikan Indonesia. Jumlah petani Indonesia kian kecil. Perlahan, tak ada lagi generasi muda yang mau jadi petani," ujar Moeldoko di Jakarta, Minggu (14/1/2018).

Bersama HKTI, Moeldoko juga akan membentuk tim khusus untuk mengatasi hama pertanian. Tim ini akan siap selalu membantu para petani yang lahan pertaniannya diserang hama. Selain itu, tim ini akan terus mengembangkan teknologi untuk mengatasi hama. 

"Tim yang dibentuk nanti namanya Brigade Anti Hama. Isinya orang-orang yang memiliki kompetensi tentang tumbuh dan mutasinya beragam hama yang saat ini meresahkan petani. Teknologinya juga akan terus dikembangkan," terang Moeldoko. 

Menurut Moeldoko, seharusnya masyarakat dan anak-anak muda bisa memiliki kesempatan besar untuk menjadi petani yang sukses. Jangan sampai ruang dan lahan serta kemampuan petani Indonesia kian sempit dan sulit. 

"Saya bersama HKTI mau mengajar dan mengajak anak-anak muda bertani yang lebih bagus dan lebih sejahtera. Jika anak-anak muda hendak berperan mewujudkan petani dan nelayan yang sejahtera, ban­yak peluangnya," ujar mantan Panglima TNI ini. 

Bagi Moeldoko, persoalan sektor pertanian bukan hanya urusan lahan yang kian menyusut, atau ketidakmampuan masyarakat, tetapi ada juga persoalan budaya dan teknologi yang tidak sinkron selama ini. 

"Dengan teknologi dan kultur bertani yang berkembang, mestinya petani akan maju dan sejahtera. Karena itu teknologi harus bisa kita hubungkan dengan kultur kepada masyarakat, agar pertanian kita tidak stagnan atau mati," tutur pria kelahiran Kediri, Jawa Timur ini. 

Karena itu, setelah dirinya menjadi Ketua Umum HKTI, Moeldoko langsung melakukan sejumlah pengem­bangan teknologi dan kultur. Seperti kemandirian melakukan pem­bibitan atau benih padi M400 dan M70D. Moeldoko mengaku, jenis padi temuannya yang diberi nama M400 dan M70D itu, merupakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan oleh para sarjana pertanian bersama masyarakat petani. 

Selain itu, dia juga memperke­nalkan Teknologi Moeldoko, yaitu sistem tanam yang meliputi Cara Tanam, benih yang baik yaitu M70D atau M400, dan Pupuk Organik produksi M Tani, serta Pendampingan bagi petani per 20 hektar satu orang dari M Tani.

"Dalam waktu 70 hari, benih padi jenis M70D itu, bisa meng­hasilkan padi yang berkualitas ba­gus dan hasil panen yang besar. Sedangkan M400 selain tahan hama, juga bisa menghasilkan hingga 9 ton per hektar dab bisa dipanen dalam 90 hingga 100 hari," ungkapnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/