Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
2
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
17 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
3
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
17 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
4
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
20 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
5
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
16 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
6
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Effendi Simbolon Akan Jadi "Kuda Hitam" di Pilgubsu 2018

Effendi Simbolon Akan Jadi Kuda Hitam di Pilgubsu 2018
Jum'at, 22 Desember 2017 13:11 WIB

MEDAN-Meski kalah dalam Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut) 2013, Effendi Simbolon tetap memiliki kekuatan yang besar untuk bersaing dalam Pilgub Sumut 2018 yang bisa menjadi kuda hitam.

Bahkan jika Effendi Simbolon benar-benar kembali diusung oleh PDI-P, dirinya akan menjadi pesaing yang kekuatannya dapat menyaingi petahana Tengku Erry Nuradi. 

Hal tersebut disampaikan oleh pengamat politik yang juga merupakan akademisi UIN SU Faisal Riza. 

"Kalau ini (Effendi Simbolon) jadi muncul, maka petahana akan mendapat pesaing yang cukup diperhitungkan kekuatannya. Di sisi lain masyarakat punya pilihan yang lebih variatif," katanya. 

Analisis tersebut diberikan oleh Faisal Riza berdasarkan perolehan dukungan suara Effendi yang signifikan dalam Pilgub Sumut 2013 lalu. 

Saat ini, Effendi lebih kuat karena difaktori oleh persiapan dan sosialisasi yang sudah dilakukan sejak jauh hari, berbeda pada 2013 lalu. 

"Pada 2013, walaupun kalah tapi dia punya dukungan suara solid dan signifikan. Hanya ketika itu kemunculannya agak mendadak, di akhir pencalonan, sehingga kerja-kerja pemenangan tidak maksimal," jelas Faisal Riza.

Editor:Wen
Sumber:rmolsumut.com
Kategori:Sumatera Utara, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/