Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
22 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
24 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
4
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
22 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
5
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
8 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
6
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
8 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ahris Sumariyanto Bangga Dua Kali Raih Gelar Juara Dunia Woodball

Ahris Sumariyanto Bangga Dua Kali Raih Gelar Juara Dunia Woodball
Istimewa.
Jum'at, 15 Desember 2017 19:12 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Gelar juara dunia menjadi impian setiap atlet, tak terkecuali dari cabang olahraga yang belum terkenal sekali pun, seperti woodball. Demikian pula yang dirasakan atlet Indonesia, Ahris Sumariyanto yang telah menyandang gelar juara dunia untuk kedua kalinya.

"Bangga tiada tara saya berhasil meraih predikat juara dunia. Apalagi, saya meraih gelar juara dunia itu untuk kedua kali. Pertama saya meraihnya di tahun 2010 dan kedua di tahun 2016. Rasanya semua pengorbanan berat dan perjuangan panjang yang saya jalani, terbayarkan ketika saya berhasil jadi juara dunia," kata Ahris, pemuda kelahiran Jepara,  4 September 1988. 

Wajar Ahris merasakan semua itu lantaran woodball di Bumi Pertiwi belum setenar sepakbola dan bulutangkis. Namun, kebanggaan yang dirasakan tidak kalah tentunya dengan atlet Indonesia lainnya yang pernah jadi juara dunia, seperti Icuk Sugiarto (bulutangkis), Taufik Hidayat (bulutangkis) dan Ellyas Pical (tinju) dan Chris John (tinju).

Hanya mungkin faktor sambutan dan perhatian yang dirasakan beda dialami Ahris. Mungkin jika keberhasilan juara dunia didapat Ahris di cabang populer (bukan woodball) pastinya sambutan dengan 'karpet merah' telah didapat jebolan Universitas Negeri Semarang ini. 

"Ketika saya meraih gelar juara dunia untuk pertama kali di tahun 2010, saat kedatangan di bandara tak terlihat acara pejemputan layaknya atlet bulutangkis atau tinju yang meraih prestasi yang sama. Tapi, saya harus menerima kenyataan itu karena di Tanah Air cabang woodball ini belum familiar atau sepopuler bulutangkis. Namun hal itu tak lantas membuat saya kecewa," terang Ahris yang sukses jadi juara dunia ketika masih berusia 18 tahun dan hingga kini mempertahankan diri menempeti peringkat satu dunia.

Hanya saja, lanjut Ahris, sesungguhnya jalan berliku, pahit-getir dan pengorbanan tiada tara harus dilakoninya sebelumnya menggondol predikat juara dunia.

"Berlatih keras, bermandi keringat serta berkorban segalanya harus saya lakoni ketika proses merintis karier untuk jadi juara dunia. Bahkan, saya harus puasa untuk mengumpulkan uang demi bisa membeli tiket atau biaya lainnya untuk bisa mengikuti turnamen di luar negeri," kenang Ahris.

"Semua itu terhapuskan ketika impian tinggi saya menjadi juara dunia terwujud. Bahkan tak cuma sekali saya mendapatkan predikat juara dunia itu untuk kedua kalinya di tahun 2016," imbuh pemain asal Jepara Woodball Club yang kini bergabung dengan Pamulang Woodball Club (PWbC)-Tangsel sejak 2015 yang diasuh Suhendar Wijaya.

Sedikit merasakan perhatian dari pemerintah manakala dapat mempersembahkan dua medali emas untuk Kontingen Indonesia di ajang Asian Beach Games di Vietnam 2016.

"Saya mendapatkan layanan istimewa dari pemerintah ketika berhasil menyumbang kepingan medali emas di Asian Beach Games itu. Sebelumnya, saya belum pernah merasakan perhatian juga perlakuan khusus dari pemerintah, meski saya telah dua kali merebut predikat juara dunia. Saat di Asian Beach Games, saya naik pesawat di kelas bisnis seperti atlet dari cabang lainnya yang mengukir prestasi sama," ujarnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/