Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
20 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
18 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
3
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
19 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
4
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
18 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
4 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Koordinator Golkar Muda Doli Kurnia, Sebut Setnov Tidak Mangkir, Tapi Kabur ke Kupang

Koordinator Golkar Muda Doli Kurnia, Sebut Setnov Tidak Mangkir, Tapi Kabur ke Kupang
Istimewa.
Senin, 13 November 2017 14:35 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Koordinator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia mengaku heran dengan pernyataan kuasa hukum Setya Novanto, Fredrich Yunadi.

Fredrich sebelumnya menyatakan akan meminta perlindungan Presiden Joko Widodo jika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil paksa kliennya itu.

"Cara pandangnya seperti dia berada pada cerita dongeng sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang lalim," kata Doli dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/11/2017).

Dia menyayangkan sikap pihak Novanto yang 'menyerang' pimpinan KPK hingga Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Dan seenaknya pula mau menarik-narik Polisi, TNI, dan bahkan Presiden untuk melindungi Novanto," katanya.

Doli menilai, apa yang ditampilkan pengacara Novanto itu menggambarkan tiga situasi.

Pertama, bahwa dirinya mewakili sikap Novanto yang memang akan habis-habisan menentang dan melakukan perlawanan terhadap KPK.

"Selaku Ketua Lembaga Tinggi Negara dan pimpinan partai politik, Setya Novanto seakan sama sekali tidak menghormati Indonesia sebagai negara hukum, serta tidak peduli lagi tentang etika berbangsa dan bernegara," katanya.

Doli mengatakan, dia sudah menganggap dirinya kuat, bisa mengatur institusi penegak hukum lainnya untuk bersama dia berhadapan dengan KPK.

"Bahkan pernyataan Presiden yang menolak secara tegas upaya kriminalisasi pimpinan KPK pun tak dihiraukannya," katanya.

Kedua, dengan adanya keberanian melakukan kegaduhan seperti yang dilakukan Fredrich itu, pastilah didasari dengan kemampuan Novanto yang memberikan informasi dan keyakinan bahwa positioningnya masih sangat kuat dan mendapatkan dukungan dari kekuasaan.

"Atau memang bisa jadi Fredrich benar-benar mendapatkan perintah langsung dari oknum pro Novanto atau seseorang yang beririsan kepentingan dengan, yang saat ini berada di lingkaran kekuasaan atau istana," kata Doli.

Selanjutnya, pernyataan-pernyataan yang disampaikan Fredrich itu seperti 'dagelan parodi' yang membolak-balikkan logika serta mengajarkan rakyat ke arah kesesatan berfikir dalam memahami hukum.

"Suka mengarang, mengutip informasi yang keliru, analisis yang ngawur, dan kesimpulannya pun jadi tak kontekstual, tapi tetap merasa paling pintar," katanya.

Untuk itu Doli berharap, supaya KPK tidak boleh lagi kalah cepat, kalah cerdik, kalah ngotot dan harus tegas setegas-tegasnya untuk segera melakukan penahanan terhadap Novanto.

"Karena apabila Novanto masih terus di luar, dia pasti akan melakukan manuver apa saja untuk menghabisi KPK," katanya.

Dari informasi yang didapat, Doli mengatakan, bahwa Novanto bakal mangkir lagi dalam pemanggilan hari ini.

"Kabarnya dia kabur ke NTT, memenuhi saran dari kuasa hukumnya yang memang meminta dia untuk tidak memenuhi panggilan KPK," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Fredrich ngotot, pemeriksaan kliennya selaku anggota DPR oleh penegak hukum harus seizin Presiden.

"Pasti. Kami akan minta perlindungan Presiden, TNI, Polri terhadap pihak yang melawan undang-undang," kata Fredrich di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar, Minggu (12/11/2017).

Ia juga membantah kliennya mangkir dari panggilan KPK saat hendak diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Direktur Utama PT Quadra Solution Anang Sugiana Sudiharjo.

Fredrich mengatakan, pada panggilan pertama Novanto telah mengirim surat kepada KPK yang menyatakan tak bisa hadir karena mengikuti acara Dewan Perwakilan Daerah di Cirebon, Jawa Barat.

Sedangkan, pada panggilan kedua Novanto tak hadir karena merasa pemeriksaannya harus seizin Presiden. Fredrich menilai bahwa ini sesuai dengan amar putusan terhadap uji materi Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3).

"Justru (dengan tidak hadir) Pak Novanto taat hukum," kata Fredrich. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/