Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
24 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
24 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
3
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
10 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
4
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
10 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
5
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
8 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
6
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
9 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Bambang Sadono: Siapapun yang Mau Kerja Itulah Pahlawan Zaman Now

Bambang Sadono: Siapapun yang Mau Kerja Itulah Pahlawan Zaman Now
Foto: Muslikhin/GoNews.co
Senin, 13 November 2017 16:16 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua Badan Pengkajian MPR RI, Bambang Sadono menilai, pahlawan yang sesungguhnya adalah siapapun yang mau bekerja dan mau berjuang untuk kepentingan orang banyak secara ikhlas dan secara sukarela.

"Karena kalau pahlawan itu hanya yang wafat dalam peperangan, itu tentu makin lama, makin sedikit pahlawannya. Padahal justru dijaman sekarang ini lah banyak dibutuhkan para pahlawan. Artinya orang yang ikhlas, orang yang mau berjuang untuk kepentingan orang banyak," ujar Bambang dalam diskusi yang bertajuk "Pahlawan Jaman Now" di Press Room DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2017).

"Nah sayangnya, saya melihat bahwa itu makin tidak masuk akal untuk di zaman sekarang. Kenapa? Karena sekarang ini yang namanya idealisme itu, makin lama makin tipis, makin lama makin hilang," tambahnya.

Bambang pun mencontohkan dalam bidang ekonomi. UUD 45 Pasal 33 menyebutkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.

"Itu sama sekali tidak menjadi kenyataan. Karena orang-orang makin mementingkan dirinya sendiri maka yang tumbuh konglomerat, taipan-taipan, saudagar-saudagar besar," jelasnya.

Akibatnya kata Bambang, koperasi menjadi mati suri. Bahkan UU Koperasi saja setelah dibatalkan oleh MK sampai sekarang tidak ada tanda-tanda dari pemerintah maupun DPR mau membuat UU Koperasi.

"Nah dengan model begini, bahwa kita sebenarnya menunjukan bahwa perhatian kita terhadap perekonomian kecil itu sama sekali tidak ada," jelasnya.

"Jadi artinya yang kaya dibantu menjadi kaya, namun yang miskin dibiarkan untuk tetap miskin. Itulah sebabnya kesenjangan pendapatan di Indonesia sangat timpangnya luar biasa, sudah perkiraan 1 persen orang Indonesia menguasai aset sampai 50 persen. Dan 10 persen orang Indonesia menguasai aset sampai 75 persen," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/