Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
22 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
2
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
24 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
3
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
Olahraga
23 jam yang lalu
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
4
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
24 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
5
Brad Pitt Kepergok Jalan Bareng Ines De Ramon di Pantai Santa Barbara
Umum
24 jam yang lalu
Brad Pitt Kepergok Jalan Bareng Ines De Ramon di Pantai Santa Barbara
6
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
9 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Home  /  Berita  /  Riau

Produksi Minyak Bumi di Indonesia 800 Ribu Barel per Hari, Sementara Kebutuhannya Capai Dua Kali Lipat

Produksi Minyak Bumi di Indonesia 800 Ribu Barel per Hari, Sementara Kebutuhannya Capai Dua Kali Lipat
Kepala Urusan Administrasi Keuangan Sumbagut SKK Migas, Supriyono
Kamis, 02 November 2017 11:57 WIB
Penulis: Ira Widana
BATAM - Industri Minyak dan Gas (Migas) hulu selama ini memberikan kontribusi yang besar sebagai penyumbang APBN untuk negara di Indonesia ini, yakni mencapai 85 persen. Namun kini hanya 6 persen yang dapat diterima negara dari hasil Migas sektor industri hulu ini.

Dikatakan Kepala Urusan Administrasi Keuangan Sumbagut SKK Migas, Supriyono, menurunnya hasil produksi Migas Indonesia dalam suku cadang minyak dunia masuk ke peringkat ke 29 dan dalam suku cadang gas bumi berada di rangking ke 14 ini juga sudah diakui pemerintah.

"Indonesia tidak lagi negara kaya akan hasil minyak bumi. Sehingga melalui menteri keuangan, Pemerintah melakukan upaya lain untuk mencukupi kebutuhan seperti halnya dari pajak dan lain-lainya," ujar Supriyono, Kamis (2/11/2017) di Batam yang ingin informasi tentang produksi Migas saat ini diketahui masyarakat banyak.

Masih dikatakan Supriyono, dulu Indonesia ini dikenal negara pengekspor Migas yang cukup produktif. Namun sejak 2004 silam, statusnya menjadi negara Importir minyak. Hal itu terjadi, karena konsumsi minyak yang mencapai 1,6 juta barrel per hari, sementara produksinya hanya 800 ribu barrel per hari.

"Makanya tak heran jika kini Indonesia impor minyak dari negara lain, karena posisi cadangan minyak di Indonesia hanya 0,2 persen dari cadangan dunia. Meski demikian SKK Migas ini juga tetap berperan sebagai lokomotif pembangunam nasional dan multiplier effect atau efek berganda pada industri lain," ucapnya lagi.

Menurutnya, gairah eksplorasi sektor minyak dan gas (migas) juga ikut menurun. Sehingga cadangan migas di Indonesia relatif kecil dibanding cadangan migas dunia. Namun demikian, masyarakat tetap bisa menikmati dana TJS dari SKK Migas-KKKS.

"Kondisi sektor industri migas di hulu ini memang ada penurunan, sementara di sektor hilirnya cukup baik," kata Supriyono saat membuka acara edukasi wartawan SKK Migas - KKKS wilayah Sumbagut dengan tema Peran dan keterlibatan media dalam penyampaian informasi program tanggung Jawab sosial perusahaan Migas.***

Kategori:Ekonomi, Riau, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/