Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
Nasional
19 jam yang lalu
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
2
D'MASIV Hadirkan Album Ke-8 dengan Sentuhan Personal dan Kolaboratif
Umum
18 jam yang lalu
DMASIV Hadirkan Album Ke-8 dengan Sentuhan Personal dan Kolaboratif
3
Raline Shah Hadir di Karpet Merah Festival Film Cannes 2024
Umum
18 jam yang lalu
Raline Shah Hadir di Karpet Merah Festival Film Cannes 2024
4
Demi Masa Depan Anak, Inara Rusli dan Virgoun Pilih Damai
Umum
18 jam yang lalu
Demi Masa Depan Anak, Inara Rusli dan Virgoun Pilih Damai
5
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Olahraga
3 jam yang lalu
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
6
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
Olahraga
3 jam yang lalu
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Mahyudin: Kita Masih Terjebak Pada Masalah yang Njlimet

Mahyudin: Kita Masih Terjebak Pada Masalah yang Njlimet
Istimewa.
Kamis, 19 Oktober 2017 11:29 WIB
JAKARTA - Saat memberi sambutan pada Seminar Nasional Fraksi Partai Golkar MPR dengan tema "Revitalisasi Ideologi Pancasila Sebagai Landasan Perjuangan Partai Golkar", Jakarta, 19 Oktober 2017, Wakil Ketua MPR Mahyudin mengutip pidato Bung Karno saat di depan anggota BPUPKI, 1 Juni 1945.

Dalam kutipan itu dikatakan bahwa untuk merdeka tak perlu mengurus masalah-masalah yang njlimet. Bung Karno pun dalam kesempatan itu mencontohkan beberapa negara yang rakyatnya masih memprihatinkan namun tetap memerdekakan diri.

"Oleh karena itu kita harus merdeka sekarang juga," ujar Mahyudin, Kamis (19/10/2017).

Merdeka kata dia, disebut sebagai jembatan emas untuk mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka.

"Sekarang saatnya mencerdaskan dan menyejahterakan rakyat," paparnya.

Diakui Mahyudin, meski kondisi Indonesia saat ini lebih baik namun di beberapa daerah masih ada anak-anak sekolah yang tak memakai sepatu, masih ada daerah yang belum ada listrik, dan ada pula daerah yang belum mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. "Ini tantangan kebangsaan kita," ujarnya.

Mahyudin dalam kesempatan tersebut memaparkan hasil survei dari Bank Dunia bahwa dalam segi pendidikan, bangsa ini tertinggal 75 tahun dengan negara lain. "Jadi perlu waktu 75 tahun untuk mengejar dan menyejajarkan diri dengan negara lain," paparnya.

Melihat kondisi demikian, menurut Mahyudin, kita malah membicarakan masalah-masalah yang njlimet, tak substantif.

"Kita masih memperbincangkan mengenai sekolah 5 hari atau 6 hari. Harusnya kita membicarakan mengenai fasilitas pendidikan anak bangsa," tegasnya.

Di hadapan ratusan mahasiswa dan kader Partai Golkar, Mahyudin memaparkan kembali pidato Bung Karno. Dikatakan, para pendiri bangsa membentuk bangsa dan negara ini untuk semua. "Dan memilih Pancasila sebagai dasar demokrasi," paparnya.

Dirinya mengkritik sistem pemilihan langsung. "Pemilihan langsung tak cocok dengan Pancasila," ungkapnya.

"Dengan pemilihan langsung ada kelompok masyarakat yang tak terwakili," Mahyudin memberi alasan.

Dipaparkannya, Pancasila mendorong kita untuk bermusyawarah dan bermufakat. Tak hanya soal Pemilu yang disorot Mahyudin, dalam soal ekonomi pun dikritisi.

"Sistem ekonomi kita sudah mengarah ke liberal," ungkapnya.

Mahyudinm juga menegaskan, sistem ekonomi kita berlandaskan Pancasila. "Golkar sudah merancang negara kita dalam usianya yang ke-100 pada 2045 mendatang menjadi negara kesejahteraan, " kata Mahyudin.

Untuk itu dirinya mengharap seminar itu bisa melahirkan ide yang bisa dilaksanakan. "Serta menjadikan Pancasila menjadi perilaku sehari-hari. Kita menaruh harapan pada Golkar untuk memperjuangkan Pancasila sebagai perilaku masyarakat Indonesia," pungkasnya. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/