Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
2
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
17 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
3
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
17 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
15 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
15 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Politisi Nasdem Ini Minta Program Pemberdayaan Masyarakat Bagi Jukir Liar
Pemerintahan
1 jam yang lalu
Politisi Nasdem Ini Minta Program Pemberdayaan Masyarakat Bagi Jukir Liar
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Di Depan Warga Muhammadiyah, Jenderal Gatot: Soal Senjata Itu "Proxy War", Coba-coba Adu Domba TNI dan Polri

Di Depan Warga Muhammadiyah, Jenderal Gatot: Soal Senjata Itu Proxy War, Coba-coba Adu Domba TNI dan Polri
Istimewa.
Sabtu, 07 Oktober 2017 18:44 WIB
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menganggap polemik soal pembelian senjata oleh institusi non-militer adalah bentuk dari proxy war yang sering dikhawatirkannya.

Hal itu diungkapkan Gatot di Gedung Pusat Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (6/10/2017) kemarin.

Awalnya, Gatot mengatakan, ada saja masalah yang muncul di Indonesia, salah satunya soal senjataa.

Ia menganggap, dalam masalah ini, TNI dan Polri menjadi korban adu domba pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Kalau kita lihat ada saja, muncul senjata sedikit saja sudah buat ribut, diadu seolah-olah TNI dengan Polri ribut," kata Gatot.

Gatot mengatakan, ia dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian heran dengan polemik soal ini. 

"Saya sama Pak Tito, kok bisa begini ya Pak Tito.. (Tito menjawab) Sudah biarin aja deh, dia lagi seneng (adu domba)," ungkap Gatot.

Menurut Gatot, adu domba soal senjata antara TNI dengan Polri tak lain bertujuan untuk menganggu pembangunan.

"Kemudian apa ya? Jadi kita dibuat akan diadu, diacak-acak, supaya kita tak berkonsentrasi dengan pembangunan. Macam-macam saja," ujar Gatot.

Oleh karena itu, ia menganggap polemik terkait pembelian senjata tersebut adalah bagian dari proxy war yang dilancarkan oleh pihak-pihak tertentu. "Ini adalah bentuk yang sering saya katakan, proxy war," kata Gatot.

Sebelumnya, Gatot menyebut adanya institusi non militer yang memesan 5.000 pucuk senjata.

Pernyataan Gatot disampaikan secara tertutup dalam pertemuan Panglima TNI dengan para purnawirawan, Jumat (22/9/2017).

Namun, rekaman pembicaraan tersebut bocor ke media sosial dan diralat oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto. 

Menurut Wiranto, BIN mendatangkan 500 pucuk senjata dari PT Pindad untuk pelatihan sekolah intelijen. Pembelian itu sudah sesuai prosedur yang berlaku.

Beberapa waktu lalu pun, sejumlah senjata api datang ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu (30/9/2017).

Namun, senjata yang disebut-sebut milik Korps Brimob Polri tersebut tertahan di Gudang Kargo Unex.

Sejumlah pasukan TNI mendatangi kargo tersebut dalam rangka pengamanan.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto membenarkan informasi yang menyebutkan bahwa senjata yang berada di Bandara Soekarno-Hatta adalah milik instansinya.

Ia menegaskan, pengadaan senjata-senjata itu telah sesuai dengan prosedur.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:kompas.com
Kategori:DKI Jakarta, Politik, Pemerintahan, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/