Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
19 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
17 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
3
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
4
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
19 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
17 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
3 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Zulkifli Hasan: Hentikan Pro-Kontra G30S PKI, Masih Banyak PR yang Dihadapi Bangsa

Zulkifli Hasan: Hentikan Pro-Kontra G30S PKI, Masih Banyak PR yang Dihadapi Bangsa
Istimewa.
Jum'at, 29 September 2017 23:45 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengajak masyarakat untuk menghentikan pro dan kontra terkait sejarah Gerakan 30 September 1965 (G30S), karena masih banyak persoalan kebangsaan yang harus segera diatasi bangsa Indonesia, seperti masih adanya kesenjangan ekonomi dan daya beli masyarakat semakin menurun.

"Kalau ada pihak yang mau nonton film G30S silahkan, dan tidak mau nonton pun dipersilahkan. Kita jangan menghabiskan energi untuk masa lalu, namun sebagai pembelajaran tidak masalah," kata Zulkifli dalam diskusi bertajuk "Pancasila, Komunisme, dan Pengkhianatan Negara" yang diadakan Pergerakan Indonesia Maju, di Jakarta, Jumat (29/9).

Dia mengatakan Ketetapan MPRS Momor 25 tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, pernyataan PKI sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah negara Republik Indonesia, dan larangan menyebarkan atau mengembangkan paham atau ajaran komunisme/marxisme-leninisme masih berlaku.

Menurut dia, Tap MPRS tersebut masih berlaku sehingga permasalahan dan perdebatan mengenai PKI serta ajarannya sudah selesai sehingga yang diperlukan saat ini adalah menghentikan pro dan kontra.

"Kita menghadapi tantangan berat sehingga harus move on, seperti kesenjangan ekonomi, daya beli menurun, dan anak muda melupakan sejarah bangsa, masih banyak PR yang dihadapi bangsa ini," ujarnya.

Dia mengatakan tantangan bangsa Indonesia saat ini adalah bagaimana melaksanakan Pancasila dan empat konsensus yang telah disepakati bangsa Indonesia.

Zulkifli mengkritisi masih adanya pihak-pihak yang tidak berjiwa Pancasila, misalnya ada anak yang sedang sakit lalu ditolak pihak rumah sakit karena tidak memiliki uang sehingga mengakibatkan anak tersebut meninggal.

"Lalu ada petani dari Kendeng yang menolak pembangunan pabrik semen, kami tidak menolak hal itu namun kekayaan alam di Indonesia setelah ada persetujuan kepala daerah lalu otomatis menjadi milik orang lain. Itu yang dipersoalkan," katanya.

Sementara itu, Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro mengatakan anak muda Indonesia banyak yang tidak peduli dengan sejarah bangsanya karena ada yang salah dalam sistem pembelajaran, yaitu hilangnya membangun karakter anak bangsa.

Dia menyoroti masih maraknya kepala daerah yang terjerat kasus dugaan korupsi disebabkan telah terjadi disorientasi terkait pemahaman menjadi seorang pimpinan di daerah.

"Gaji bupati sebulan hanya Rp6 juta, namun biaya menjadi kepala daerah bisa puluhan miliar, karena itu banyak 'pekerjaan rumah' yang harus diselesaikan," ujarnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/