Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
15 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
23 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
3
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
11 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
11 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
6
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
11 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Soal Isu 5.000 Senjata, Direktur LANDEP: Pernyataan Panglima TNI Benar Adanya

Soal Isu 5.000 Senjata, Direktur LANDEP: Pernyataan Panglima TNI Benar Adanya
Istimewa.
Kamis, 28 September 2017 23:53 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Soal pernyataan Panglima TNI yang menyebut adanya salah institusi memesan 5.000 puncuk senjata, masih menuai kontroversi. Namun Direktur Lembaga Advokasi  Untuk Demokrasi & Pembaruan (LANDEP), Mario Pranda berpendapat, pernyataan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo tersebut memang ada benarnya.

Meskipun sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto sudah membantah informasi yang disampaikan oleh Panglima TNI Jenderal, Gatot Nurmantyo tersebut.

Dalam penjelasan Wiranto, jumlah senjata adalah 500, bukan 5.000, dan dipesan dari PT Pindad, bukan diimpor. Pengadaanya juga diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan intelijen yang diadakan Badan Intelijen Negara (BIN). 

Menurut Mario, klarifikasi Menkopolhukam tersebut tanpa menghadirkan Panglima TNI melahirkan miskomunikasi yang sebenarnya.

"Saya simpulkan bahwa publik akan lebih percaya Panglima TNI dari pada Menkopolhukam. Seharusnya saat Menkopolhukam klarifikasi sudah clear dan clean. Namun setelah klarifikasi itu, sampai saat ini publik masih meragukan Menkopolhukam serta penasaran terhadap pernyataan Panglima TNI. Bagi saya disini letak miskomunikasinya," ujar Mario di Jakarta, Kamis (28/9).

Menurut Mario, pernyataan Panglima TNI tersebut sangat akurat dan mempertaruhkan kredibilitasnya selaku panglima TNI yang membawahi tiga matra yakni Darat, Laut dan Udara.

"Ketika panglima dikonfirmasi wartawan, panglima menjawab bahwa itu adalah 1000 % benar suara saya. Secara eksplisit Panglima menegaskan hal itu adalah suatu kebenaran," terangnya.

Sebagai Panglima TNI kata Mario, pernyataan tersebut benar adanya lantaran tengah menjalankan tugas pokoknya untuk menjaga pertahanan dan keamanan negara.

"Terlepas isu panglima bermanuver  Pilpres 2019, menurut saya tindakan dan ucapan beliau masih sah dalam koridor tugas pokok TNI, menjaga pertahanan dan keamanan negara, dan tidak melakukan politik praktis," jelasya.

Dengan demikian, pernyataan Panglima tersebut kata Mario harus diacungkan jempol. Namun kata Mario, publik masih menunggu maksud dan tujuan sebenarnya pernyataan tersebut.

"Keberanian panglima TNI patut di acung jempol dan kini saatnya pembuktian ucapannya di tunggu oleh publik. Ataukah hanya sekedar manuver politik seperti tudingan bahwa panglima TNI sedang mencari simpati masyarakat dalam rangka turut sertanya dalam Pilpres 2019 mendatang," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/