Home  /  Berita  /  Umum

Pengurus Ranting Pemuda Pancasila Duri Barat Sukses Gelar Nobar Film G30S/PKI di Terminal Duri Bestari

Pengurus Ranting Pemuda Pancasila Duri Barat Sukses Gelar Nobar Film G30S/PKI di Terminal Duri Bestari
Nobar film G30S/PKI yang dilaksanakan Pengurus Ranting Pemuda Pancasila Kelurahan Duri Barat di Terminal Duri Bestari.
Kamis, 28 September 2017 08:51 WIB
Penulis: Friedrich Edward Lumy
DURI - Untuk mengenalkan sejarah kelam bangsa Indonesia pada tahun 1965 kepada generasi muda, Pengurus Ranting Pemuda Pancasila Kelurahan Duri Barat menggelar nonton bareng film G30S/PKI di Terminal Duri Bestari, Kelurahan Duri Barat, Mandau, Bengkalis, Riau, Rabu (27/9/2017) malam tadi.

Nonton bareng film G30S/PKI ini juga dihadiri oleh Danramil 04/Mandau, sejumlah tokoh Pemuda di Duri, Tokoh Masyarakat serta seluruh anggota PP Mandau Pinggir, masyarakat Duri Barat dan anak-anak dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dikatakan Rafi, Ketua Pengurus Ranting PP Duri Barat, para siswa ini dianjurkan untuk menyaksikan tayangan film pengkhianatan G30S/PKI. Film versi panjang yang ditayangkan di sebuah layar lebar ini bertujuan untuk menyegarkan kembali pemahaman sejarah kepada para siswa.

"Untuk siswa ini, memang kami minta orangtuanya mendampingi anaknya selama pemutaran film tersebut. Supaya anak-anak punya wawasan soal sejarah karena pelajaran soal PKI sudah ndak ada lagi," ujar Rafi kepasa GoRiau.com malam tadi.

Ribuan orang terlihat memadati terminal Duri Bestari. Apa yang menjadi harapan panitia acara nampaknya terwujud. Banyak siswa yang datang tidak sendirian, melainkan didampingi oleh orangtuanya. Bahkan beberapa dari siswa yang datang itu membawa kertaa dan pinsil untuk mencatat secara ringkas sejarah tersebut.

"Dengan menonton, saya sarankan anak-anak untuk menelaah langsung makna dari film G30S/PKI ini. Seperti apa sejarah kelam bangsa Indonesia ini. Anak-anak penasaran memang dengan film yang sudah lama tidak pernah tayang di tv nasional ini," kata Romi warga Balik Alam ini.

Sementara Ghozi anaknya yang duduk di bangku SD kelas 6 ini mengaku tak takut menonton film yang disebut terdapat adegan kekerasan di dalamnya. "Aku ngajak ayah untuk nonton, jadi enggak takut," katanya lirih.

Ia bahkan berniat menceritakan pengalaman menontonnya kepada teman-teman di sekolahnya. "Serasa nonton film di bioskop, tapi ini layar tancap kayak orang-orang dulu nonton film. Setidaknya sekarang bisa tahu sejarah. Terkait kontrovesi akurasi film," kata Ghozi lagi. ***

Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/