Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
20 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
16 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
16 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
16 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
6
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
34 menit yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Padi Petani di Sei Rampah Membusuk Direndam Banjir

Padi Petani di Sei Rampah Membusuk Direndam Banjir
Padi warga busuk akibat terandam air
Selasa, 26 September 2017 13:02 WIB
Penulis: Putra

SERDANG BEDAGAI–Petani berdomisili dibeberapa Sei Rampah, Kecamatan Sei Bamban, Kecamatan Tanjung Beringin dan Kecamatan Bandar Khalifah terpaksa harus mengelus dada.

Pasalnya padi telah siap panen disapu banjir lebih dari dua pekan. Akibatnya padi belum dipanen petani sebagian besar menghitam dan tumbuh. Hal itu disebabkan air mengenangi padi telah menguning.

Salahsatu dialami warga dibeberapa desa di Kecamatan Bandar Khalifah, Sergai. Terdapat puluhan hektar pagi siap panen terendam air. Tingginya debit air membuat warga kesulitan panen.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Gapoktan Sepakat Desa Gelam Sei Serimah, Kecamatan Bandar Khalifah Williwono Harianja mengatakan, banjir terjadi di Kecamatan Bandar Khalifah dan menggenangi persawahan bukan hanya jebolnya tanggul sungai Padang. Namun air dari kiriman dari sei Bamban.

“Banjir sudah surut dipemukiman warga, namun air masih menggenangi persawahan,” terang Harianja.

Dikatakannya, petani dibeberapa desa merugi disebabkan padi telah siap panen tidak dapat diambil disebabkan tingginya debit air diareal persawahan. Selain itu tidak adanya pekerja mau memotong padi dilokasi banjir.

“Kalaupun ada para pekerja minta upah mahal karena kondisi padi hendak dipanen berada dilokasi banjir,” terangnya.

Akibatnya, kata Harianja, sebagian petani membiarkan padinya tidak dipanen, akibat terendam air, padi telah menguning berubah menjadi hitam. “Akibat banjir petani rugi akibat padi tidak dapat dipanen sesuai waktunya,” bilang Harianja.

Editor:Wen
Kategori:Sumatera Utara, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/