Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
18 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
17 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
16 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
16 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
2 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Home  /  Berita  /  Pendidikan

31 Sekolah di Pulau Padang Diskusikan Cara Mencegah Karhutla

31 Sekolah di Pulau Padang Diskusikan Cara Mencegah Karhutla
Suasana Sosialisasi FAC Goes to School di salah satu sekolah di Pulau Padang. Sosialisasi ini bertujuan memberikan pemahaman terhadap siswa terkait karhutla.
Sabtu, 02 September 2017 00:01 WIB

SELATPANJANG – Mengubah pola pikir masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan  cara bakar harus dimulai sejak usia dini. Melalui kegiatan Fire Aware Community (FAC) Goes to School yang diinisiasi oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Siswa SD, SMP dan MTs di Pulau Padang mendapatkan pengetahuan bagaimana bahaya membuka lahan tanpa bakar.

Kepala Sekolah SDN 12 Desa Lukit, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau Wahid mengatakan program ini sangat bermanfaat untuk para siswa agar mereka sejak kecil paham bahaya-bahaya apa saja yang terjadi jika membakar lahan.

“Saya sebagai guru, sangat setuju dengan sosialisasi mengenai Karhutla (kebakaran hutan dan lahan-red) dari RAPP ini. Dikemas secara menarik, sehingga bisa dimengerti para siswa. Hal ini akan mereka ingat hingga besar nanti kalau membakar itu dilarang. Jadi, dampaknya berkelanjutan,” ujarnya.

Manajer Program Desa Bebas Api atau Free Fire Village (FFVP), Sailal Arimi mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari Program Desa Bebas Api, dimana FAC ini memberikan edukasi sejak dini ke siswa sekolah apa saja dampak karhutla, seperti kabut asap yang berarti mengakibatkan gangguan kesehatan kepada manusia.

Untuk tingkat SD, lanjut Sailal, siswa diajak menonton film mengenai Karhutla. Setelah itu, mereka juga berbagi pengalaman mengenai karhutla yang mereka alami. Akhir sesi, mereka menempelkan daun yang bertuliskan pesan untuk mencegah Karhutla.

"Terutama anak-anak usia sekolah karena mereka sangat rentan dengan kabut asap. Pola sosialisasi sendiri kami lakukan melalui video lingkungan agar terlihat menarik dan diserap dengan cepat oleh mereka. Tingkat SMP, ada 3 film yang ditonton, setelah menonton film pertama, mereka diajak berdiskusi tentang penyebab karhutla. Setelah film kedua, mereka berdiskusi tentang akibatnya dan film ketiga, mereka berdiskusi mengenai cara mencegah karhutla,” jelas Sailal, Kamis (31/8).

Kegiatan FAC Goes to School dilaksanakan di 12 desa dan 31 SD, SMP dan MTs yang tergabung dalam Program Desa Bebas Api di Kecamatan Merbau dan Task Putri Puyu. (rls)

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Pendidikan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/