Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
Olahraga
13 jam yang lalu
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
2
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
13 jam yang lalu
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
3
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
Olahraga
13 jam yang lalu
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
4
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
5
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
Umum
12 jam yang lalu
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
6
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Olahraga
12 jam yang lalu
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Muslim Rohingya Ditindas, Sang Peraih Nobel Disorot Lagi

Muslim Rohingya Ditindas, Sang Peraih Nobel Disorot Lagi
Aung San Suu Kyi
Kamis, 31 Agustus 2017 22:28 WIB
KEKERASAN terbaru oleh militer Myamar terhadap komunitas Muslim Rohingya di Rakhine membuat pemimpin de facto Aung San Suu Kyi kembali jadi sorotan masyarakat internasional. Tokoh peraih Nobel Perdamaian itu dianggap belum cukup berbuat banyak untuk menghentikan kekerasan di Rakhine.

Warga sipil Rohingya jadi korban tindakan keras militer setelah kelompok militan di Rakhine menyerang pos-pos polisi perbatasan yang menewaskan 12 personel polisi pada Kamis malam pekan lalu.

Serangan itu direspons dengan operasi militer yang menewaskan lebih dari 90 orang, termasuk warga sipil. Ribuan warga Muslim Rohingya terpaksa melarikan diri ke Bangladesh. Dalam pelarian, mereka mengungkap bahwa tentara Myanmar membakar rumah-rumah warga dan menembaki setiap objek bergerak, termasuk bayi yang tak bersalah.

Sorotan terhadap Suu Kyi salah satunya muncul dari Ketua Umum FOKOSBI
(Forum Komunikasi Solidaritas Bangsa Indonesia), Djafar Badjeber yang viral melalui grup WhatsApp.

Dalam tulisan yang beredar, Djafar Badjeber menyoroti bagaimana dulu Aung San Suu Kyi sebagai tahanan rumah/tahanan politik dibela rakyat Indonesia saat berjuang melawan militer. Namun setelah mendapat simpati dan kemenangan, Aung San sama saja dengan junta militer Myanmar.

Berikut ini teks lengkap pernyataan Djafar Badjeber menyoroti Aung San Suu Kyi.

Mungkin dulu anda lupa, saat anda berjuang utk demokrasi pemerintah dan rakyat Indonesia ikut membela anda di dunia Internasional. Anda dulu sbg tahanan rumah/tahanan politik. Kami rakyat Indonesia ikut membela dan bersimpati dgn perjuangan anda saat melawan junta militer yang bertangan besi dan anti demokrasi.

Anda jangan melupakan begitu saja perjuangan pemerintah dan rakyat Indonesia saat itu. Kami mendoakan anda agar dilindungi oleh Tuhan YME. Saat anda sdh mendapat simpati dan kemenangan, ternyata anda sama saja dgn junta militer Myanmar.

Anda harus melindungi orang/bangsa Rohingya dari kekejaman militer dan rakyat anda yang sok suci tapi jadi mesin pembunuh. Anda jangan melihat warna kulit dan agama orang/bangsa Rohingya, tapi lihatlah kemanusiaannya.

Buat apa gelar hadiah Nobel perdamaian yang anda peroleh tapi anda biarkan orang/ bangsa Rohingya dibunuh, dibantai, disiksa dan perbuatan keji lainnya dengan tanpa belas kasihan !!

Kami bukan hendak mencampuri urusan dalam negeri anda, kami hanya peduli kemanusiaan. Kalau anda kurang mrngerti tentang kemanusiaan silahkan belajar Pancasila di Indonesia.

Disini semua anak bangsa, suku, eknik dan agama hidup rukun. Sekalipun agama Islam mayoritas di Indonesia, semua dilindungi oleh pemerintah Indonesia.

Di Indonesia seluruh tumpah darah dilindungi oleh pemerintah dan rakyat Indonesia yang mayoritas.

Kami harap segera hentikan genocida yang sedang berlangsung di negara anda.

Demikian juga kami minta PBB segera bertindak tidak cukup hanya dengan himbauan.
Paus Paulus pemimpin Katholik sdh berbicara dan menghimbau tapi belum juga anda gubris.

Bgm dengan ASEAN ?... Kok diam juga ?... Kalau perlu evaluasi keberadaan Myanmar dlm Anggota ASEAN.

Indonesia harus bertindak cepat sesuai dgn Mukaddimah UUD 1945 , dan bila tidak ada perubahan dlm beberapa hari ini, sebaiknya hubungan Diplomatik RI - Myanmar di putus saja !!

Demikian, terima kasih !!

Djafar Badjeber
Ketua Umum FOKOSBI
(Forum Komunikasi Solidaritas Bangsa Indonesia )

Note ; Silahkan Viralkan !!

Editor:Fatih
Sumber:berbagai sumber
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/