Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
10 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
8 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
4
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
7 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
5
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
7 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
6
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
6 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Saksi Korupsi e-KTP yang Tewas di Amerika Ternyata Warga Medan Bermarga Panjaitan

Saksi Korupsi e-KTP yang Tewas di Amerika Ternyata Warga Medan Bermarga Panjaitan
Johannes ditemukan tewas bunuh diri di sebuah rumah yang dia sewa di perumahan elit Los Angeles seharga US$ 25.000 per bulan
Jum'at, 18 Agustus 2017 20:03 WIB
MEDAN - Johannes Marliem saksi Kasus Korupsi e-KTP yang tewas di Amerika Serikat ternyata terdaftar sebagai warga di Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara.

Dalam daftar kartu keluarganya Jonanes Marliem merupakan anak dari pasangan Sahat Panjaitan dan Sufia. Neneknya yang bernama Yohani juga terdaftar di kartu keluarganya.

Johannes Merliem, lahir di Kisaran pada 26 Oktober 1984. Pernah mengecap pendidikan di SMA 1 Sutomo Medan, lulus tahun 2002.

Lurah Harjosari II, Hariadi, menceritakan bahwa data kartu keluarga tersebut merupakan data yang diperbaharui pada tahun 2010 lalu.

"Iya mereka warga kami. Mereka tinggal di perumahan itu. Tapi saya pun kurang mengenal semua warga di sini," ujarnya di Kantornya, Jumat (18/9/2017).

Ia menceritakan bahwa dari informasi yang dia ketahui, bahwa Sahat Panjaitan adalah pengusaha sawit, dan jarang pulang ke rumahnya.

"Kata Satpam di sana, jarang pulang dia," katanya.

Hariadi mengatakan bahwa warga di kompleks tersebut memang acuh tak acuh kepada tetangganya. Sehingga akan sulit mencari tahu bagaimana keseharian mereka.

Editor:Fatih
Sumber:tribun medan
Kategori:Sumatera Utara, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/