Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
21 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
18 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
18 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
17 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
6
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

KPU Sumut Berupaya Tingkatkan Partisipasi Pemilih di Pilgubsu 2018

KPU Sumut Berupaya Tingkatkan Partisipasi Pemilih di Pilgubsu 2018
Rabu, 16 Agustus 2017 18:45 WIB
Penulis: Sarla
MEDAN - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut terus berupaya meningkatkan partisipasi pemilih pada Pilgubsu 2018 mendatang.

Komisioner KPU Sumut Divisi Teknis, Benget Silitonga mengatakan tingkat partisipasi pemilih saat Pilgubsu 2013 lalu hanya 48 persen. Diakuinya, hal itu menjadi pembicaraan dan pembahasan ditingkat nasional.

"Tentu partisipasi pemilih sebesar 48 persen menjadi perhatian serius kami sebagai penyelenggara. Kejadian serupa tidak ingin itu terulang kembali, maka dari itu butuh kerja keras, KPU Sumut tidak ingin di Bully ditingkat nasional karena minimnya tingkat partisipasi kembali terulang di Pilgubsu 2018," kata Benget saat menjadi pembicara di acara diskusi menjelang tahapan Pilgubsu di KPU Medan.

Benget menyebut ada beberapa penyebab tingkat partisipasi pemilih rendah yakni persoalan teknis dan persoalan non teknis. Dimana, persoalan teknis terjadi karena masyarakat tidak terdaftar sebagai peserta.

Sedangkan persoalan non teknis yakni munculnya rasa pesimis masyarakat terhadap pemimpin yang akan dipilih nanti.

"Sebagai penyelenggara kami ingin memastikan bahwa seluruh masyarakat yang memenuhi syarat tercatat dan masuk ke dalam daftar pemilih tetap (DPT). Ketika masyarakat tidak mau memilih karena berbagai hal, itu sudah urusan pilihan. Menggunakan hak suara saat pilkada atau Pemilu itu bukan sebuah kewajiban, tapi adalah pilihan, ketika pilihannya tidak memilih, maka harus dihargai," tuturnya.

Editor:Fatih
Kategori:Sumatera Utara, Politik, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/