Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
7 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
7 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
3
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
6 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
5 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
6 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Jamaah Calon Haji Hanya Diberi Sarapan Roti, Ternyata Ini Alasannya

Jamaah Calon Haji Hanya Diberi Sarapan Roti, Ternyata Ini Alasannya
Dapur dan pengemasan katering untuk jamaah calon haji Indonesia di Madinah. (republika.co.id)
Rabu, 02 Agustus 2017 22:32 WIB
MADINAH - Jamaah calon haji Indonesia di Madinah mengaku hanya mendapatkan jatah dua kali makan dalam sehari. Makan siang terdiri atas nasi dan tiga lauk. Sedangkan makan malam terdiri atas nasi dan dua lauk.

Padahal sebenarnya mereka juga mendapatkan makan pagi, namun memang bukan berupa nasi, melainkan roti croissant dan cup cake.

Saat Republika bertemu sekelompok jamaah di depan Masjid Nabawi, mereka mengeluhkan hanya mendapat dua jatah makan. Ternyata, mereka tidak menganggap roti sebagai sarapan. Bagi jamaah, belum makan jika belum mengonsumsi nasi.

Kabid Katering Daker Madinah Ahmad Abdullah menjelaskan saat ini tidak memungkinkan bagi Panita Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melayani jamaah sebanyak tiga kali makan nasi.

''Alasannya, pertama, aspek kesiapan dari perusahaan itu sendiri, baik waktu produksi maupun distribusi yang sangat sulit, apalagi lokasi dapur cukup jauh dari jamaah,'' ujarnya, Selasa (1/8).

Kedua, pengawasan petugas sangat terbatas. Pemberian roti sebagai sarapan dinilai menjadi alternatif yang memungkinkan. Harapannya, jamaah tetap mendapat makanan di pagi hari.

Selain itu, jamaah juga mendapatkan pengembalian living cost yang diharapkan bisa jadi bekal selama di Madinah dan Makkah. Ahmad mengatakan kemungkinan menyediakan makan pagi terus dikaji oleh PPIH.

''Salah satu skema yang didiskusikan misalnya, mengontrak perusahaan yang khusus menyediakan sarapan pagi saja. Tapi hal ini juga masih ditimbang kemungkinan implementasinya pada musim haji mendatang,'' ujarnya.

Lantas, bagaimana mekanisme kontrol dalam distribusi katering untuk memastikan semua jamaah mendapatkan katering?

Ahmad menjelaskan selain menyerap informasi dari Siskohat, petugas pelayanan kedatangan dan kepulangan, dan dari manifest, tim katering juga melakukan pengecekan data selama 24 jam melalui saluran komunikasi bravo.

''Tim pengawas juga terus menjalin komunikasi dengan petugas katering di tiap-tiap sektor. Jadi akurasi data kita sudah cukup berlapis. Bila terjadi kekurangan distribusi katering, kita sudah meminta pada perusahaan  menyiapkan cadangan sesuai kontrak,'' katanya.

Karenanya, jika ada kasus jamaah yang merasa belum mendapat katering, agar segera melapor ke ketua rombongan agar selanjutnya bisa dilaporkan ke petugas katering di pemondokan untuk bisa segera ditindaklanjuti.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Umum, GoNews Group, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/