Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
24 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
24 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
3
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
10 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
4
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
10 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
5
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
8 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
6
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
9 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Jamaah Calon Haji di Madinah Mengeluh Hanya Dapat Jatah 2 Kali Makan Nasi Sehari

Jamaah Calon Haji di Madinah Mengeluh Hanya Dapat Jatah 2 Kali Makan Nasi Sehari
Dapur dan pengemasan katering untuk jamaah calon haji Indonesia di Madinah. (republika.co.id)
Rabu, 02 Agustus 2017 21:59 WIB
MADINAH - Jamaah calon haji Indonesia di Madinah mengaku hanya mendapatkan jatah dua kali makan dalam sehari. Makan siang terdiri atas nasi dan tiga lauk. Sedangkan makan malam terdiri atas nasi dan dua lauk.

Padahal sebenarnya mereka juga memdapatkan makan pagi, namun memang bukan berupa nasi, melainkan roti croissant dan cup cake.

Saat Republika bertemu sekelompok jamaah di depan Masjid Nabawi, mereka mengeluhkan hanya mendapat dua jatah makan. Ternyata, mereka tidak menganggap roti sebagai sarapan. Bagi jamaah, belum makan jika belum mengonsumsi nasi.

Kabid Katering Daker Madinah Ahmad Abdullah menjelaskan saat ini tidak memungkinkan bagi Panita Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melayani jamaah sebanyak tiga kali makan nasi.

''Alasannya, pertama, aspek kesiapan dari perusahaan itu sendiri, baik waktu produksi maupun distribusi yang sangat sulit, apalagi lokasi dapur cukup jauh dari jamaah,'' ujarnya, Selasa (1/8).

Kedua, pengawasan petugas sangat terbatas. Pemberian roti sebagai sarapan dinilai menjadi alternatif yang memungkinkan. Harapannya, jamaah tetap mendapat makanan di pagi hari.

Selain itu, jamaah juga mendapatkan pengembalian living cost yang diharapkan bisa jadi bekal selama di Madinah dan Makkah. Ahmad mengatakan kemungkinan menyediakan makan pagi terus dikaji oleh PPIH.

''Salah satu skema yang didiskusikan misalnya, mengontrak perusahaan yang khusus menyediakan sarapan pagi saja. Tapi hal ini juga masih ditimbang kemungkinan implementasinya pada musim haji mendatang,'' ujarnya.

Lantas, bagaimana mekanisme kontrol dalam distribusi katering untuk memastikan semua jamaah mendapatkan katering?

Ahmad menjelaskan selain menyerap informasi dari Siskohat, petugas pelayanan kedatangan dan kepulangan, dan dari manifest, tim katering juga melakukan pengecekan data selama 24 jam melalui saluran komunikasi bravo.

''Tim pengawas juga terus menjalin komunikasi dengan petugas katering di tiap-tiap sektor. Jadi akurasi data kita sudah cukup berlapis. Bila terjadi kekurangan distribusi katering, kita sudah meminta pada perusahaan  menyiapkan cadangan sesuai kontrak,'' katanya.

Karenanya, jika ada kasus jamaah yang merasa belum mendapat katering, agar segera melapor ke ketua rombongan agar selanjutnya bisa dilaporkan ke petugas katering di pemondokan untuk bisa segera ditindaklanjuti.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/