Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
23 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
2
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
Olahraga
24 jam yang lalu
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
3
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
9 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
4
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
5
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
5 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
6
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
4 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kepentingan Ekonomi dan Politik Jangan Menjadikan Pers Tak Profesional

Kepentingan Ekonomi dan Politik Jangan Menjadikan Pers Tak Profesional
Pemimpin Redaksi Harian Radar Banjarmasin, Toto Fachrudin
Jum'at, 28 Juli 2017 02:19 WIB
Penulis: Hermanto Ansam
BANJARMASIN - Pemimpin Redaksi Harian Radar Banjarmasin, Toto Fachrudin, mengingatkan pentingnya pers tetap berlaku profesional di tengah tuntutan pemenuhan kepentingan ekonomi dan politik.

"Tidak bisa dipungkiri (kepentingan) ekonomi dan politik sangat kuat di industri pers saat ini, tapi itu tidak boleh jadi penghalang," kata Toto saat menjadi pemateri di kegiatan dialog Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (27/l7/2017).

Toto menambahkan, ketidakprofesionalan industri pers selain akan menjadikannya kurang objektif dalam pemberitaan, juga membuka peluang keberadaannya dimanfaatkan oleh kelompok pelaku terorisme dalam menyebarluaskan paham radikal terorisme. "Kita pelaku industri pers harus memahami itu semua," tambahnya.

Dalam paparannya, Toto juga memberikan saran bagaimana pers harusnya berperan di tengah situasi di mana pers juga dituntut bisa melakukan literasi ke masyarakat.

"Terutama pers arus utama yang menjadi rujukan masyarakat, pemberitaan kita harus bisa mengedukasi," tegas Toto.

Khusus di isu-isu terorisme, Toto meminta pemberitaan media massa tidak bersifat provokatif, mengedukasi bahaya radikalisme, mendorong kesadaran kolektif, dan menciptakan kontraradikalisme.

"Satu lagi adalah media harus bisa memberikan ruang publik dan terlibat aksi konkrit. Bentuknya bisa penyediaan rubrik khusus, bisa berupa kolom atau bentuk lainnya," pungkas Toto.

Dialog Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat di Barjarmasin terselenggara atas kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Selatan. Ini merupakan salah satu metode yang dijalankan ddi kegiatan Pelibatan Media Massa dalam Pencegahan Terorisme, di mana satu metode lainnya adalah Visit Media, kunjungan dan diskusi ke redaksi media massa pers.

BNPT dan 32 FKPT se-Indonesia pada tahun 2017 juga menggelar lomba karya jurnalistik, dengan mengangkat tema besar kearifan lokal sebagai sarana pencegahan terorisme. (ris)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/