Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
23 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
24 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
23 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
4
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
9 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
5
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
9 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
6
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
9 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Ragam

Menghina Islam, Drama Korea Diboikot Penggemar

Menghina Islam, Drama Korea Diboikot Penggemar
Poster drama Korea, Who Dies to Live, yang diboikot para penggemar K-Drama. (republika.co.id)
Minggu, 23 Juli 2017 07:58 WIB
SEOUL - Man Who Dies to Live, drama terbaru dari MBC yang baru ditayangkan pada 19 Juli lalu, diboikot para penggemar drama Korea karena dianggap menghina Islam.

Dilansir dari Soompi, Ahad (23/7), serial Who Dies to Live menampilkan tayangan kontroversial dengan melibatkan sejumlah simbol budaya Islam dan Arab. Dalam sebuah adegan, terlihat tayangan sejumlah perempuan mengenakan jilbab tampil dengan pakaian bikini. 

Ada pula adegan tiga perempuan mengenakan pakaian terbuka dan ketat beserta jilbab dan penutup wajah. Adegan kontroversial lainnya yaitu sang pemeran utama, Choi Min So, mengenakan pakaian tradisional Muslim sambil menenggak minuman anggur. 

Akibatnya, drama ini menuai kritikan dari penggemar internasional di media sosial. Melalui media sosial pula, para penggemar ini memboikot drama Man Who Dies to Live dan menuntut MBC untuk berhenti menayangkannya. 

Warganet yang marah tersebut juga mengajukan petisi kepada MBC dan menyebarkannya di media sosial. Mrah Zen yang tinggal di Damaskus, Suriah, menginisiasi petisi melalui laman change.org. Hingga Ahad dini hari, petisi itu sudah ditanda tangani hampir 10 ribu pendukung. 

MBC secara resmi sudah menyampaikan permintaan maaf atas penggambaran budaya Islam dalam drama terbarunya Man Who Dies to Live. Permintaan maaf tersebut disampaikan melalui media sosial Twitter pada 21 Juli lalu.

Mengawali permintaan maafnya, MBC menjelaskan drama tersebut hanya bersifat fiktif. Selanjutnya, MBC meminta maaf atas kemungkinan bahaya yang mungkin ditimbulkan dari penayangan drama tersebut.

MBC berulang kali menekankan mereka tidak bermaksud sama sekali menyinggung agama atau budaya tertentu. Menutup pernyataannya, MBC meyakinkan para penonton mereka akan lebih berhati-hati ke depannya.

Meski MBC telah mengakui kesalahannya, permintaan maaf tersebut masih mendapatkan respons negatif dari para penggemar. Banyak warganet yang telah menyetujui pemboikotan terhadap drama tersebut.

Drama ini dibintangi oleh aktor senior Korea Selatan, Choi Min Soo, sebagai Jal Dang Goo. Pemeran lainya yakni Shin Sung Rok, Kang Ye Won, dan Lee So Yeon. 

Drama ini menceritakan tentang seorang pria Korea yang tinggal di sebuah kerajan kecil dan fiksi di Timur Tengah selama lebih dari 40 tahun, dimulai pada awal 1970-an. Pria yang mendapatkan nama Said Faad Ali ini memperoleh status sosial yang tinggi dan mendapatkan dukungan dari penguasa Timur Tengah. 

Penguasa Timur Tengah memerintahkan Said Faad Ali untuk menemukan anak perempuannya di Korea. Sebagai hadiah kalau Said Faad Ali berhasil, ia boleh menikahi putri penguasa tersebut.

Dalam beberapa poster resmi dan episode, MBC menampilkan sejumlah karakter berpakaian seksi dengan busana ala Muslim tradisional. Simbol lain yang juga mewakili budaya tersebut yaitu peralatan makan, lokasi termasuk arsitektur Islam serta beberapa dialog yang juga menggunakan bahasa kerajaan Timur Tengah.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/