Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
2
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
21 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
3
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
21 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
4
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
20 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
5
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
18 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
6
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Olahraga
15 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Internasional

Massa yang Dipimpin Biksu Budha Berhasil Paksa Pemerintah Tutup 2 Madrasah di Myanmar

Massa yang Dipimpin Biksu Budha Berhasil Paksa Pemerintah Tutup 2 Madrasah di Myanmar
Anak laki-laki Muslim Rohingya berdiri di Desa U Shey Kya luar Maungdaw di negara bagian Rakhine, Myanmar, 27 Oktober 2016. (republika.co.id)
Minggu, 30 April 2017 10:37 WIB
YANGON - Dua sekolah agama Islam (madrasah) di Yangon, Myanmar, ditutup paksa usai ancaman dari gerilyawan anti-Muslim.

Dikutip dari republika.co.id, sumber dari kepolisian setempat mengatakan, lebih dari 100 orang yang dipimpin biksu ultra-nasionalis Buddha berkumpul Jumat (28/4) malam di Yangon Tharkayta Township. Mereka memaksa pihak berwenang segera menutup dua madrasah Muslim di sana.

''Dua sekolah ditutup sementara waktu,'' kata seorang perwira senior di Kepolisian Yangon yang meminta tidak disebutkan namanya, dengan alasan keamanan, kepada Anadolu Agency melalui sambungan telepon, Ahad (30/4).

Ia menuturkan, keputusan itu dibuat usai perundingan antara pemerintah daerah dan pemimpin Muslim setempat.

Mereka melakukan penutupan tanpa ada keputusan pengadilan karena ingin mencegah konflik supaya tidak berlanjut.

Kepala salah satu madrasah yang ditutup, Tin Shwe menuturkan, kalau daerah itu sendiri merupakan rumah bagi satu masjid dan tiga madrasah.

Semuanya telah beroperasi dengan izin resmi selama beberapa dekade terakhir. ''Saya mengerti (keputusan oleh) otoritas mengenai situasi tadi malam,'' ujar Tin Shwe.

Massa diyakini telah siap untuk menghancurkan atau membakar sekolah, kecuali pihak berwenang mengabulkan tuntutannya. Sebelumnya, gerakan anti-Muslim sendiri telah terjadi usai kekerasan komunal mengemuka di Rakhine pada 2012 lalu.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Umum, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/