Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
16 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
13 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
3
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
4
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
13 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
13 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Banteng Muda Indonesia Minta Polri Usut Tuntas Kasus Pengusiran Djarot dari Mesjid

Banteng Muda Indonesia Minta Polri Usut Tuntas Kasus Pengusiran Djarot dari Mesjid
Jum'at, 14 April 2017 22:22 WIB
Penulis: Hermanto Ansam
JAKARTA - Organisasi sayap partai PDI Perjuangan, Banteng Muda Indonesia (BMI) mengecam keras pengusiran paksa calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Djarot Syaiful Hidayat usai melaksanakan sholat Jumat di Mesjid al-Atiq, Tebet, Jakarta Selatan.

Sekjen DPP BMI H Antoni Wijaya SH menyatakan, pengusiran terhadap Djarot Syaiful Hidayat dari mesjid adalah perbuatan yang sudah tidak bisa ditolerir. Menurutnya, perbuatan itu adalah perbuatan yang sangat tidak mencerminkan nilai-nilai islami.

''Itu perbuatan yang sangat biadab. Kami minta polri mengusut tuntas kasus pengusiran paksa terhadap Pak Haji Djarot di mesjid al-Atiq, Tebet, karena pengusiran itu adalah bentuk intimidasi kepada Pak Haji Djarot,'' kata Antoni Wijaya di Jakarta, Jumat, 14 April 2017.

Ia juga menduga pengusiran paksa terhadap mantan walikota Blitar itu didalangi oleh aktor intelektual pendukung pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno.

"Kami sangat yakin, pasti ada aktor intelektual dibalik pengusiran itu. Karena motif pengusiran itu bukan baru kali ini terjadi, dan ini tidak bisa dibiarkan. Bentuk intimidasi yang dilakukan secara berulangkali adalah ancaman yang sangat serius,'' ujarnya.

Ia menambahkan, kasus pengusiran paksa terhadap Djarot Syaiful Hidayat itu adalah salah satu bentuk provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk memperkeruh suasana damai dalam pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 19 April mendatang. 

''Kami juga menghimbau kepada seluruh warga Jakarta, khususnya pendukung Ahok-Djarot untuk menahan diri dari provokasi-provokasi jelang pemilihan ini,'' pungkasnya.

Selain itu, Ia pun mendesak kepada calon gubernur nomer urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno untuk memberitahukan atau mengajarkan kepada seluruh tim sukses serta simpatisannya tentang kompetisi yang sportif, adil dan jujur dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta ini. Sebab, menurut Antoni, demokrasi yang sehat dalam pemilihan calon pemimpin yang sehat tidak pernah membenarkan intimidasi seperti pengusiran paksa yang dilakukan oleh pendukung Anies-Sandi itu.

''Kami minta Pak Anies dan Pak Sandiaga juga turun tangan dalam kasus ini. Kami minta mereka untuk mentertibkan para pendukungnya di lapangan, ini penting untuk menghindari benturan di lapangan. Mereka harus ajarkan kepada pendukungnya tentang demokrasi, tentang kebhinekaan, tentang hak warga negara Indonesia untuk bebas menentukan pilihan politiknya," tegas Antoni.  (rls)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/