Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
2
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
17 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
3
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
16 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
15 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
15 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Politisi Nasdem Ini Minta Program Pemberdayaan Masyarakat Bagi Jukir Liar
Pemerintahan
56 menit yang lalu
Politisi Nasdem Ini Minta Program Pemberdayaan Masyarakat Bagi Jukir Liar
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kasus Penyiraman Air Keras terhadap Novel Basweden Dinilai Tindakan Pengecut, IPW: Polri Jangan Diam!

Kasus Penyiraman Air Keras terhadap Novel Basweden Dinilai Tindakan Pengecut, IPW: Polri Jangan Diam!
Novel Basweden dirawat di Rumah Sakit. (istimewa)
Selasa, 11 April 2017 17:06 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan adalah sebuah teror terhadap upaya pemberantasan korupsi di negeri yang dilakukan para pengecut.

Untuk itu Polri diharapkan segera menangkap pelaku dan mengungkap motifnya, apakah berkaitan dengan kasus orupsi yang sedang diusut Novel atau tidak.

"Polri harus cepat tangkap pelaku, jangan diam," ungkap Presidium IPW, Neta S Pane kepada GoNews.co, Selasa (11/4/2017) di Jakarta.

Ind Police Watch (IPW) khawatir jika kasus ini tidak segera diungkap dan pelakunya tidak segera ditangkap akan menjadi modus baru atau trend yang diikuti orang orang tidak bertanggungjawab untuk meneror KPK dan para penyidiknya.

"Artinya, aksi penyiraman air keras itu bukan lagi sebagai ajang balas dendam tapi bisa pula dijadikan alat untuk melumpuhkan KPK yang belakangan ini makin agresif membongkar kasus kasus korupsi besar, terutama yang dilakukan mafia proyek yang berkolusi dengan para pejabat negara," tukasnya.

Bagaimana pun kata dia, Polri harus mampu melindungi KPK beserta para penyidiknya dari berbagai aksi teror, apalagi sebagian besar penyidik KPK adalah anggota Polri.

Sehingga Polri dan KPK bersama sama masyarakat harus segera mengkampanyekan perang terhadap teror upaya pemberantasan korupsi.

"Perang terhadap koruptor harus makin digencar dilakukan agar para koruptor tidak bersikap seenaknya, sudah mengemplang uang rakyat masih juga melakukan teror," tegas Neta.

Masih kata Neta, tidak ada pilihan bagi KPK dan Polri selain bekerja sama agar bisa dengan cepat menangkap pelaku dan membongkar jaringan serta otak pelaku penyiraman air keras tersebut.

"IPW berharap KPK dan para penyidiknya tidak gentar menghadapi aksi teror penyiraman air keras yang dilakukan para pengecut ini. Justru KPK harus makin agresif membongkar kasus kasus korupsi besar agar para koruptor tidak makin berani menebar teror. Namun demikian KPK dan Polri sudah saatnya memikirkan tindakan pengamanan terhadap para penyidik KPK, apakah melalui pengawalan khusus atau penambahan petugas pengamanan agar mereka bisa terlindungi dengan maksimal," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/