Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
Olahraga
13 jam yang lalu
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
2
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
Olahraga
13 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
3
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
Pemerintahan
13 jam yang lalu
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
4
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Olahraga
9 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
5
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
9 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
6
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
9 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kelaparan, 6 Juta Rakyat Somalia dalam Kondisi Sekarat

Kelaparan, 6 Juta Rakyat Somalia dalam Kondisi Sekarat
Warga Somalia yang kelaparan berada di kamp pengungsi di Mogadishu, Somalia. (republika.co.id)
Rabu, 08 Maret 2017 10:01 WIB
NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melakukan kunjungan darurat ke Somalia dan menyaksikan langsung kondisi jutaan rakyat negara terebut yang menderita kelaparan akut.

Antonio Guterres meminta dukungan internasional untuk segera mengatasi bencana kelaparan yang semakin memburuk di Somalia.

Korban kelaparan juga terjangkit wabah kolera yang disebabkan lingkungan tidak layak. Guterres mengatakan krisis kelaparan di Somalia butuh responss masif dan gesit dari komunitas internasional.

Bencana kelaparan ini menimpa setengah dari populasi Somalia. Sekitar enam juta orang butuh bantuan darurat untuk bertahan hidup. ''Setiap orang yang kami lihat punya cerita pribadi yang sangat penuh penderitaan, tidak bisa dijelaskan,'' kata Guterres.

Ia melihat seorang pria dengan tulang yang hanya berbalut kulit. Perempuan dan anak-anak terjangkit kolera di Baidoa, sekitar 243 km dari ibu kota Mogadishu. Kunjungan ini menjadi yang pertama bagi Guterres sebagai Sekjen PBB.

''Berada di tengah-tengah kelaparan dan kolera di Somalia. Saya mendengar cerita menyedihkan soal penderitaan dan melihat rakyat yang terus berharap. Dunia harus bertindak sekarang,'' kata dia dalam akun Twitternya seperti dikutip Aljazeera, Selasa (7/3).

Kelaparan di Somalia adalah hasil dari kekeringan berkepanjangan. Buruknya pengelolaan pasokan pangan dan akses terhadap air bersih membuat kondisi terus memburuk hingga sekarang. Guterres mengatakan orang-orang ini sekarat.

''Konflik, kekeringan, perubahan iklim, penyakit, kolera. Kombinasi mimpi buruk,'' katanya. Kolera di Baidoa menjangkit orang dewasa dan anak-anak, membuat mata mereka cekung dan tulang rusuk terlihat jelas.

Guterres mengunjungi sebuah kamp yang dihuni oleh ratusan keluarga. Mereka tinggal di sana sebagai pengungsi karena wilayah rumah mereka mengalami kekeringan parah. Selain itu wilayah jadi sasaran pertempuran pemerintah dengan kelompok Al-Shabab.

''Ini membuat saya sangat sedih, fakta di dunia, bahwa banyak kekayaan tapi hal seperti ini masih terjadi. Tidak bisa dipercaya,'' kata dia. Kunjungan Guterres ditemani oleh pejabat tinggi wilayah dan penjaga perdamaian Uni Afrika.

Ia dilindungi pasukan bersenjata untuk menghindari kemungkinan serangan. Menurut laporan, Somalia butuh sekitar 4 miliar dolar AS untuk mengatasi konflik dan kelaparan.

Tak hanya Somalia, negara tetangga, seperti Nigeria, Yaman, dan Sudan Selatan juga telah mendeklarasikan bencana kelaparan.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/