Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
Olahraga
16 jam yang lalu
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
2
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
3
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
16 jam yang lalu
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
4
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
Olahraga
16 jam yang lalu
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
5
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
Umum
16 jam yang lalu
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
6
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Olahraga
16 jam yang lalu
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Diperlakukan Sebagai Ancaman, Pegawai Berhijab Ini Pilih Tinggalkan Gedung Putih 8 Hari Setelah Trump Dilantik

Diperlakukan Sebagai Ancaman, Pegawai Berhijab Ini Pilih Tinggalkan Gedung Putih 8 Hari Setelah Trump Dilantik
Rumana Ahmad. (merdeka.com)
Minggu, 26 Februari 2017 18:50 WIB
NEW YORK - Rumana Ahmad adalah muslimah pegawai di Gedung Putih yang memakai hijab. Dia sudah bekerja di Gedung Putih sejak 2011.

Dikutip dari merdeka.com, pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama dia dipromosikan bekerja di bagian Dewan Keamanan Nasional. Sejak itu dia menjadi bagian dari tim penasihat Obama, khususnya dalam isu muslim Amerika.

''Saya satu-satunya muslimah berhijab ketika itu dan pemerintah Obama selalu membuat saya merasa diterima di Gedung Putih,'' kata dia, seperti dilansir the Atlantic, Kamis (23/2).

Namun ketika Trump terpilih jadi presiden AS dan dilantik pada 20 Januari lalu, suasana Gedung Putih berubah 180 derajat. Paling tidak itu yang dirasakan Rumana.

''Pada Senin 23 Januari saya berjalan ke Gedung Eisenhower bertemu dengan staf baru di sana. Dengan tatapan dingin mereka terlihat terkejut atas kedatangan saya,'' kata Rumana.

Ketika Trump mengeluarkan kebijakan larangan imigrasi bagi warga dari tujuh negara muslim dan pengungsi Suriah, Rumana memutuskan dia ingin tetap bertahan walau dia tidak setuju dengan kebijakan itu.

''Saya tahu saya tidak bisa tetap berada di Gedung Putih di pemerintahan yang melihat saya dan orang seperti saya bukan sebagai sesama warga negara tapi sebagai ancaman,'' kata dia.

Akhirnya Rumana mengaku tidak tahan lagi dengan kondisi di Gedung Putih setelah Trump dilantik.

''Saya hanya bertahan delapan hari,'' kata dia.

''Malam sebelum pergi, saya menyampaikan salam perpisahan kepada beberapa rekan kerja. Banyak di antara mereka juga sudah pergi lebih dulu,'' sambungnya.***

Editor:hasan b
Sumber:merdeka.com
Kategori:Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/