Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
Olahraga
18 jam yang lalu
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
2
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
3
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
18 jam yang lalu
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
4
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
Olahraga
18 jam yang lalu
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
5
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
Umum
18 jam yang lalu
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
6
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Olahraga
18 jam yang lalu
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Home  /  Berita  /  Lingkungan

AR Baswedan, Pahlawan Nasional yang Hingga Akhir Hayatnya Tak Punya Rumah

AR Baswedan, Pahlawan Nasional yang Hingga Akhir Hayatnya Tak Punya Rumah
AR Baswedan (kiri) dan Haji Agus Salim (kanan). (tribunnews.com)
Senin, 20 Februari 2017 18:58 WIB
JAKARTA - Anies Baswedan yang berpasangan dengan Sandiaga Uno dipastikan maju ke putaran kedua pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Mungkin banyak yang belum tahu bahwa Anies Baswedan merupakan cucu dari Pahlawan Nasional AR Baswedan. Pertanyaannya, jasa besar apa yang telah diberikan AR Baswedan kepada bangsa ini sehingga dianugerahi gelar sangat terhormat dan mulia tersebut, yakni Pahlawan Nasional?

Seperti dilansir dari Wikipedia, AR Baswedan lahir di Surabaya, Jawa Timur, 9 September 1908 dan meninggal di Jakarta, 16 Maret 1986 pada umur 77 tahun.

AR Baswedan merupakan nama populer dari Abdurrahman Baswedan, seorang nasionalis, jurnalis, pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat dan juga sastrawan Indonesia.

Dia pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir, Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen dan Anggota Dewan Konstituante.

AR Baswedan adalah salah satu diplomat pertama Indonesia dan berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi Republik Indonesia yaitu dari Mesir.

AR Baswedan adalah seorang pemberontak di zamannya. AR Baswedan memang peranakan Arab, namun walau lidahnya pekat bahasa Jawa Surabaya, bila berbicara.

Harian Matahari Semarang memuat tulisan Baswedan tentang orang-orang Arab, 1 Agustus 1934. Dalam artikel itu terpampang foto Baswedan mengenakan blangkon.

Ia menyerukan pada orang-orang keturunan Arab agar bersatu membantu perjuangan Indonesia.

Ia mengajak keturunan Arab, seperti dirinya sendiri, menganut asas kewarganegaraan ius soli: di mana saya lahir, di situlah tanah airku.

Pada tanggal 4 Oktober 1934, setelah pemuatan artikel yang menghebohkan itu, ia mengumpulkan para peranakan Arab di Semarang.

Dalam kongres para pemuda peranakan Arab itu dikumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab yang menyatakan Indonesia sebagai tanah air dan akan berjuang untuk mendukung tercapainya kemerdekaan Indonesia.

Lalu berdirilah Partai Arab Indonesia (PAI), dan AR Baswedan dipilih sebagai ketua.

Sejak itu ia tampil sebagai tokoh politik. Harian Matahari pun ditinggalkannya.Padahal, ia mendapat gaji 120 gulden di sana, setara dengan 24 kuintal beras waktu itu. Demi perjuangan, katanya.

Dia menikah dengan Sjaichun. Pada tahun 1948 Sjaichun meninggal dunia di Kota Surakarta karena serangan malaria.

Tahun 1950 AR Baswedan menikah lagi dengan Barkah Ganis, seorang tokoh pergerakan perempuan, di rumah KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta, Muhammad Natsir bertindak sebagai wali dan menikahkan mereka.

Dia dikarunia 11 anak dan 45 cucu.Baswedan sangat sederhana dan tidak pernah memikirkan harta material.Sampai akhir hayatnya AR Baswedan tidak memiliki rumah.

Dia dan keluarga menempati rumah pinjaman di dalam kompleks Taman Yuwono di Yogyakarta, sebuah kompleks perumahan yang dipinjamkan oleh Haji Bilal untuk para pejuang revolusi saat Ibukota di RI berada di Yogyakarta.

Mobil yang dimilikinya adalah hadiah ulang tahun ke 72 dari sahabatnya Adam Malik, saat menjabat Wakil Presiden.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:GoNews Group, Umum, Lingkungan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/