Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
13 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
11 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
3
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
13 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
6
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
12 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Korban Kebijakan 'Anti-Islam Radikal' Trump, Gadis 8 Tahun Ditembak Tentara AS Berkali-kali

Korban Kebijakan Anti-Islam Radikal Trump, Gadis 8 Tahun Ditembak Tentara AS Berkali-kali
Nawar al-Awlaki, korban penembakan brutal tentara AS. (republika)
Selasa, 31 Januari 2017 15:41 WIB
SANAA - Kematian salah seorang tentara Amerika Serikat (AS) dalam serangan di Yaman, menyita perhatian media. Padahal, ada seorang gadis berusia delapan tahun di negara itu tewas akibat serangan brutal pasukan AS yang berlangsung akhir pekan lalu.

Pasukan AS melancarkan serangan menargetkan anggota intelijen Alqaidah di Samenanjung Arab (AQAP). Alqaidah merupakan kelompok ekstremis yang melakukan berbagai serangan teror, termasuk serangan di kantor majalah Charlie Hebdo Paris dua tahun lalu.

Meskipun AS mengklaim serangan itu telah mencapai keberhasilan, laporan dari Yaman menunjukkan harga yang harus dibayar warga sipil Yaman luar biasa tinggi. Menurut sumber medis, sebanyak 30 orang tewas oleh tentara AS, 10 di antaranya perempuan dan anak-anak.

Di antara puluhan korban, ada seorang gadis berusia delapan tahun bernama Nawar al-Awlaki. Nawar adalah anak perempuan dari pengkhutbah kelahiran AS, Anwar al-Awlaki.

Anwar merupakan warga negara AS pertama yang dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS pada 2011 di Yaman. Serangan itu dikecam oleh kelompok-kelompok hak-hak sipil dan dianggap sebagai eksekusi di luar hukum.

Dua pekan setelah pembunuhan Anwar, anak laki-lakinya, Abdulrahman (16 tahun), juga tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS lainnya. Abdulrahman adalah seorang warga negara AS yang lahir di Denver, Colorado.

''Nawar ditembak beberapa kali, dengan satu peluru menembus lehernya. Dia mengalami pendarahan selama dua jam karena tidak mendapatkan perawatan medis,'' ujar mantan wakil menteri lingkungan dan sumber daya air Yaman, Ammar al-Aulaqi, yang juga paman Nawar.

Menurut Ammar, Nawar memiliki kepribadian yang jauh lebih tua dari usianya. Setelah tertembak, ia meyakinkan ibunya dan mengatakan ''Jangan menangis mama, aku baik-baik saja.'' ''Kemudian saat azan Subuh datang, jiwanya pergi dari tubuh mungilnya,'' kata Ammar seperti dilansir Middle East Monitor.

Kematian Nawar merupakan bagian dari kebijakan ''anti-terorisme Islam radikal'' yang dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Dalam pidato pengukuhannya, Trump bersumpah untuk menghapus terorisme dari muka bumi.

''Dia ditembak dengan peluru di lehernya dan menderita selama dua jam. Kenapa membunuh anak-anak? Pemerintahan AS baru sangat menyedihkan, kejahatan besar,'' ujar Nasser al-Awlaki, kakek Nawar.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/