Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
17 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
13 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
13 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
14 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

​Jangan Politisasi Kepemimpinan di Pertamina​

​Jangan Politisasi Kepemimpinan di Pertamina​
ilustrasi
Selasa, 31 Januari 2017 22:43 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Perubahan susunan Direksi di Pertamina hasil RUPS Pertamina Akhir tahun 2016 sudah melalui cara-cara tata kelola perusahaan yang benar dimana RUPS Pertamina sepenuhnya adalah hak pemegang saham tunggal yaitu pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Meneg BUMN.

Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menanggapi sejumlah anggota parlemen dan LSM yang tidak punya legal standing sama sekali untuk mempermasalahkan jabatan Wakil Dirut hasil RUPS Pertamina 2016, Selasa (31/1/2017).

Jangan politisasi hasil RUPS Pertamina, biarkan Direksi bekerja dengan tenang tanpa diganggu isu-isu kacangan, jangan politisasi kepemimpinan di Pertamina agar manajemen Pertamina bisa bekerja dengan tenang dan baik, ujarnya.

Lanjut Arief, sangat tidak tepat sejumlah anggota parlemen dan LSM mempolitisasi masalah tersebut. Sesungguhnya kata Arief, manuver para anggota parlemen dan sejumlah LSM itu justru menunjukan mereka gagal paham dalam cara-cara pengelolahan perusahaan sebesar Pertamina.

Lebih jauh, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini menegaskan tidak ada override tugas dan wewenang Dirut Pertamina yang diambil oleh Wakil Dirut. Sebab, semua sudah ada tugasnya masing-masing.

Wakil Dirut ungkap Arief, dalam manejemen modern hanya sebagai COO (Chief Operational Officer) yang tugasnya lebih banyak tugas internal dan memastikan operasional perusahaan. Sedangkan tugas Dirut itu sebagai CEO adalah merancang dan mengomunikasikan visi perusahaan, merekrut anggota tim, meramalkan tren pasar, menguraikan strategi bisnis perusahaan, membangun hubungan dengan investor, mengatur pembiayaan dan anggaran Pertamina.

''Jadi kalau mempersoalkan jangan asal ngomong dong sebab terkesan pesanan dari sejumlah kelompok yang diduga barisan mafia impor minyak yang sudah mati langkah dengan kinerja Pertamina yang makin baik dalam hal trading minyak mentah dan BBM impor,'' tandasnya.

Tak hanya itu, Arief juga menyayangkan ada pihak-pihak yang menuduh tanpa fakta kalau Pertamina dalam cengkraman Arie Sumarno, Mantan Dirut Pertamina hanya karena Menteri BUMN adalah adik Arie Sumarno.

Arief menyakini, tuduhan itu merupakan sebuah cara-cara yang tidak patut dan mengada-ngada sebab, tidak ada campur tangan Arie Sumarno dalam perubahan struktur di Pertamina.

''Dari semua ini yang patut kami sayangkan adalah GM Pertamina yang bertugas sebagai PR terkesan justru membiarkan polemik politisasi Pertamina terjadi dan tidak memberikan penjelasan ke publik. Ini patut dicurigai ada dugaan peran mereka,'' pungkasnya. (*/niel)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/