Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
2
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
Olahraga
23 jam yang lalu
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
3
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
10 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
4
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
5
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
8 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
8 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Hijrah, Peggy Melati Sukma: Semua Berawal dari Shalat Malam

Hijrah, Peggy Melati Sukma: Semua Berawal dari Shalat Malam
Peggy Melati Sukma. (foto: republika.co.id)
Sabtu, 31 Desember 2016 07:05 WIB
JAKARTA - Tahun 2013 merupakan masa-masa terberat bagi Peggy Melati Sukma. Pesohor Muslimah itu sempat mengalami depresi  cukup hebat.

Dua tahun lamanya sosok yang pernah tersohor dengan ekspresi "pusiiing!" di sinetron Gerhana itu bergumul dengan kegelisahan. Apa-apa yang telah dibina selama dua puluh tahun terakhir, katanya, mulai hancur berantakan. Hidupnya seperti kehilangan arah.

"Saya menjadi sosok yang tak mampu mengendalikan diri. Lalu, itu berdampak pada relasi saya dengan sekitar. Pada bisnis saya. Sehingga, saya banyak kehilangan orang-orang dekat. Bahkan, saya kehilangan rumah tangga saya," ujar Peggy seperti dilansir dari republika.co.id.

Saat itu, Peggy sering pulang larut malam hingga dini hari. Kesibukannya begitu melelahkan. Ia merasa kian tenggelam dan tidak bahagia.

"Kok ada hidup yang seperti ini? Saya sempat marah kepada Allah. Kalau Tuhan ada, kok kenapa hidup begini banget? Allah itu mana, kok hidup saya begini?"

Ternyata, hal itu menjadi pengantar baginya untuk berhijrah. Peggy menjelaskan, tidak ada momentum khusus yang menjadi titik balik. Semua berjalan sebagai proses. Itu dimulai dengan kebiasaannya sampai di rumah pada larut malam.

Peggy menyadari, hal itu merupakan kesempatan untuk belajar bangun malam (qiyamul lail). Kemudian, ia mulai berusaha merutinkan shalat tahajud di sepertiga malam. Adapun waktu tidurnya ia ambil ketika menumpang mobil pribadi dalam perjalanan pulang.

Usai shalat malam, Peggy merasa ada kerinduan dari dalam hatinya untuk memperbaiki hubungan dengan Allah. Dia merasa perlu mendapatkan keseimbangan dari hingar-bingar aktivitas selama ini.

"Kuncinya memang dalam berhijrah, kita mesti mengenal diri, mengenal Allah. Lalu, sikap yang mesti dilatihkan adalah sabar. Supaya sampai keikhlasannya."(rol)

Editor:Arie RF
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/