Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
Olahraga
9 jam yang lalu
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
2
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
Olahraga
10 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
3
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
Pemerintahan
9 jam yang lalu
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
4
Dailami Firdaus Imbau Penggratisan Parkir di Tempat Ibadah
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Dailami Firdaus Imbau Penggratisan Parkir di Tempat Ibadah
5
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
6 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
6
Pemprov DKI Bangun Pengolahan Sampah Modern di Rorotan
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Pemprov DKI Bangun Pengolahan Sampah Modern di Rorotan
Home  /  Berita  /  Riau

Semakin Banyak Pejabat Ditangkap KPK, Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia Kalah dari Thailand dan Filipina

Semakin Banyak Pejabat Ditangkap KPK, Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia Kalah dari Thailand dan Filipina
ilustrasi.
Rabu, 07 Desember 2016 11:29 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia terbilang cukup tinggi, mengingat indeksnya hampir melampaui Thailand dan Filipina. Ini menunjukkan bahwa banyaknya pejabat yang ditangkap oleh KPK belum tentu membuat suatu negara lekas bersih dari tindak pidana korupsi.

"Sejak tahun 1999, Indeks Persepsi Indonesia hanya berada dalam skala 10 dan ini pun sempat stagnan di tahun 2009-2010. Sekarang kita sangat dekat dengan skala Thailand dan Filipina," ungkap Ketua KPK RI, Agus Rahardjo saat menghadiri acara Rembuk Integritas Nasional (RIN) di Hotel Aryaduta Pekanbaru, Rabu (7/12/2016) pagi.

Ia pun menegaskan, bahwa upaya memberantas korupsi bukan hanya menjadi porsi penegakan hukum semata, tetapi juga perlu mengedepakan aksi pencegahan. Diantaranya melalui menanamkan integritas diri dan pendidikan anti korupsi.

Sementara itu, salah satu penyebab mengapa korupsi masih saja terus terjadi, Agus menilai ini disebabkan anggaran pemerintah pusat yang mengalami peningkatan dibandingkan dulu. Dimana, APBN Indonesia mencapai Rp2.200 triliun.

"Untuk dana desa saja ada sekitar Rp600 juta. Itu untuk setiap desa. Kalau tidak benar pengelolaannya, Makanya banyak yang ditangkap karena yang dikelola besar," pungkasnya. ***

Kategori:Pemerintahan, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/