Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
11 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
11 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
10 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
11 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
6
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
11 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Home  /  Berita  /  Riau

Krisis Cabai, Masyarakat Riau Harus Siapkan Uang Rp115 Ribu per Kilogram untuk Makan Pedas

Krisis Cabai, Masyarakat Riau Harus Siapkan Uang Rp115 Ribu per Kilogram untuk Makan Pedas
ilustrasi.
Jum'at, 11 November 2016 09:56 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Meroketnya harga cabai merah di sejumlah pasar di Provinsi Riau membuat masyarakat semakin resah. Bagaimana tidak, harga cabai yang semula hanya berkisaran Rp80 ribu naik tajam menjadi Rp100 ribu hingga Rp115 ribu per kilogramnya.

Sejauh ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Riau hanya bisa berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk melaporkan kondisi terkini Riau yang turut terimbas krisis cabai.

"Kami sudah komunikasikan kepada pemerintah pusat. Bahkan setiap hari kami laporkan. Kebijakan impor cabai sepenuhnya di tangan mereka," kata Kadisperindag Provinsi Riau, Muhammad Firdaus kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Jumat (11/11/2016).

Hal ini pun dibenarkan oleh Humas Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Riau Kepri, Hendra Gunafi yang mengaku sama sekali belum mendapat arahan ataupun izin impor cabai untuk mengintervensi harga cabai di pasar.

"Hampir semua daerah kekurangan, bukan kita saja. Kalau mau impor luar negeri, kami belum punya izin dari pihak terkait," ungkap Hendra Gunafi.

Seperti diketahui, harga cabai sebelumnya Rp80 ribu, per kilogramnya di Pekanbaru. Harga ini semakin naik tak terkendali hingga menyentuh angka Rp115 ribu per kilogram. Hal ini senada diungkapkan oleh Rahma (30), salah satu IRT yang senantiasa berbelanja di Pasar Rumbai Pekanbaru.

"Awalnya Rp85 ribu sekilo, sekarang sudah Rp115 ribu. Masak dalam dua hari langsung melonjak tinggi sekali. Kami sudah terbiasa makan pedas, tidak bisa kalau tidak pedas," tutur Rahma.

Sementara itu selain mencekik pembeli, ternyata ini membuat pedagang kesulitan. Contohnya saja pedagang di Pasar Pagi Tanjungharapan Selatpanjang, mereka mengakut kesulitan menjual cabai merah dengan harga tinggi, sebab minat beli masyarakat pasti menurun.

Hal itu sebagaimana diakui Niar (30) salah seorang pedagang cabe di Tanjungharapan, Selatpanjang. Kata Nur, pribadinya sebagai pedagang, Ia ingin harga cabe tetap murah. Sebab, selalin mempermudah masyarakat membeli, juga gampang menjualnya. "Kalau harga cabe mahal kami sulit menjualnya," aku Niar. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/