Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
23 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
20 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
20 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
20 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
21 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Baca Berita Bocah Kirim Surat ke Menteri Kesehatan, Wakil Ketua Komisi IX DPR: Prihatin dan Sedih

Baca Berita Bocah Kirim Surat ke Menteri Kesehatan, Wakil Ketua Komisi IX DPR: Prihatin dan Sedih
Jaka sebelum berada di RSCM. (istimewa)
Kamis, 27 Oktober 2016 19:20 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Usai membaca berita soal bocah yang mengidap tumor pembuluh darah yang saat ini berada di RSCM, Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaoanan Daulay mengaku sedih dan berharap Jaka bisa lekas sembuh dari penyakitnya.

"Saya ikut prihatin dan sedih membaca surat Jaka. Ada dua hal menjadi harapan saya. Pertama, semoga Jaka segera ditangani oleh dokter ahli. Kedua, Jaka segera diberi kesembuhan dan bisa kembali melanjutkan pendidikannya," ujar Saleh Politisi Partai Amanat Nasional asal Sumatera Utara ini, Kamis (27/10/2016) melalui pesan Whatsapp.

"Berita ini langsung saya forwardkan ke pejabat di kemenkes dan BPJS kesehatan. Saya juga akan meminta dengan hormat agar Jaka segera ditangani. Saya yakin, mereka belum tahu tentang berita ini," tambahnya.

Kejadian ini kata dia, menunjukkan bahwa pelayanan jaminan kesehatan nasional masih jauh dari memuaskan. Pengaduan-pengaduan sejenis ini masih sering kita dapatkan. "Ini harus betul-betul menjadi perhatian pemerintah. Sebab, dua program utama pemerintah dalam bidang sosial yaitu pendidikan dan kesehatan harus dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat," tukasnya.

"Anggaran untuk kesehatan ini tidak sedikit. Kemarin, DPR dan pemerintah sudah menyepakati alokasi anggaran untuk kesehatan sebesar 104 Triliun. Nilai ini sama dengan 5 persen dari total APBN 2017 yang mencapai 2080,5 Triliun. Dengan anggaran sebesar itu, semestinya fasilitas dan pelayanan kesehatan kita sudah bagus," beber dia.

Selain kementerian kesehatan menurutnya, BPJS Kesehatan juga diminta semakin memperbaiki kualitas pelayanan. "Jangan sampai ada kesan, pasien pemegang kartu BPJS diposisikan sebagai anak tiri. Keadaan seperti ini bisa merugikan BPJS sendiri. Sebab, secara tidak langsung bisa menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat pada BPJS," paparnya.

Kalau masyarakat tidak percaya kata Saleh, bagaimana mau mengajak mereka untuk menjadi peserta mandiri? "Sejauh ini, secara faktual, masyarakat masih lebih percaya pada asuransi kesehatan yang dikelola oleh pihak swasta. Karena itu, perbaikan kualitas pelayanan BPJS adalah suatu keharusan," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/