Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Olahraga
21 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
2
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Olahraga
21 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
3
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
21 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
6
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
20 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Home  /  Berita  /  Umum

Potensi Intelektal Muda Muslim Terancam

Potensi Intelektal Muda Muslim Terancam
Rabu, 26 Oktober 2016 17:46 WIB
Penulis: Bambang Edi Susilo
MEDAN - Menurut Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) potensi intelektual muda muslim terancam. Sebagai wujud dari keprihatinan mereka, ratusan intelektual muda dari seluruh kampus di Medan Sumatera Utara dihadirkan dalam kongres mahasiswi Islam untuk peradaban II di Pendopo USU.

Dalam kongres ke-2 yang mengangkat tema “Reaktualisasi Peran Intelektual Muda untuk Mewujudkan Kembali Peradaban Islam”, MHTI serta merta melayangkan pernyataan sikap terhadap pembajakan hak-hak intelektual muda Indonesia.
 
Terdapat 3 poin penting yang dibahas, Pertama sistem kapitalisme telah terbukti menjadi penyebab krisis identitas pemuda muslim.

Kedua, arah pemberdayaan pemuda saat ini berorientasi memenuhi tuntutan pasar global hanya akan melanggengkan hegemoni rezim kapitalisme dan menghalangi penerapan sistem Islam yang mampu menjadi solusi tuntas.

Ketiga, hanya sistem khilafah yang berkomitmen penuh untuk menempatkan khilafah dalam posisi terhormatnya di masyarakat.
 
Menurut Asmaul Husna selaku ketua DPD I MHTI dalam sambutannya, mahasiswa dan mahasiswi sebagai intelektual muda di negeri mayoritas muslim ini telah kehilangan identitasnya.
 
“Kaum intelektual mati rasa dan kehilangan kepekaan sosial atas kesengsaraan, ketidakadilan dan kerusakan yang terjadi di masyarakat akibat penerapan sistem kapitalisme,” ungkap Asmaul Husna.
 
Alih-alih menjadi motor penggerak utama perbaikan masyarakat ke arah Islam, mereka justru terbelenggu oleh berbagai tuntutan akademis, pola pikir pragmatis, dan gaya hidup bertentangan dengan Islam.

Editor:Arif
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/