Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Olahraga
21 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
2
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Olahraga
21 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
3
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
21 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
6
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
20 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Home  /  Berita  /  Umum

MHTI Ajak Kembali Mengingat Masa Kejayaan Islam

MHTI Ajak Kembali Mengingat Masa Kejayaan Islam
Rabu, 26 Oktober 2016 15:05 WIB
Penulis: Bambang Edi Susilo
MEDAN - Koordinator Lajnah Khusus Mahasiswi Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Sumut Veronicha Alfira mengajak seluruh mahasiswi yang hadir untuk kembali mengingat masa kejayaan Islam di masa lalu yang dikobarkan oleh semangat para pemudanya.
Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara pada kongres mahasiswi Islam untuk peradaban II di Pendopo USU beberapa waktu lalu.

Ia mengungkapkan di antaranya Ali Bin Abi Thalib di usia ke-13 tahun menjadi pemuda pertama yang beriman kepada Rasulullah. Usamah bin Zaid pada usia 18 telah menjadi panglima perang termuda memimpin pasukan menghadapi Romawi.
 
Ibnu Sina yang telah menjadi doktor di usia 18 tahun, dan yang tidak kalah membanggakannya Sutan Muhammad Al-Fatih yang sukses menaklukkan Konstantinopel di usia 20 tahun.
 
Sepenggal kisah para intelektual di masa itu membuat MHTI Sumut merasa prihatin dengan kondisi intelektual muda saat ini, “Masa intelektual muda kini jauh dari sosok duta kebenaran Islam kaffah, yang lebih mengerikan lagi adalah tersiratnya istilah jika tak mau disebut teroris maka jadilah duta Islam moderat,” pungkas Veronicha.
 
Pemateri kedua Dewi Waty S.Si selaku perwakilan dari DPD 2 MHTI Sumut menuturkan bahwa saat ini pemuda sendiri silau melihat syariah yang diterapkan. Ia juga mengibaratkan bahwa saat ini pemuda/i telah terjangkiti islamophobia atau syariahphobia
Oleh karena itu kongres ke-2 ini menuturkan empat kunci kesuksesan untuk merubah masyarakat kini menjadi masyarakat Islam.
 
“Pertama, keberadaan kelompok dakwah mutlak diperlukan, terdapat fikrah dan thariqah (konsep dan metode) yang jelas dan komprehensif. Terbentuknya opini umum yang terlahir dari kesadaran umum, dan keempat dukungan rill di masyarakat (ahlu quwwah),” papar Dewi Waty.
 
Sebagai bentuk kepedulian mahasiswi terhadap kondisi bangsa saat ini, acara ini ditutup dengan penandantangan kesepakatan yang isinya akan di-follow up pada tanggal 27 Oktober dengan langsung turun ke jalan atau muhasabah kepada penguasa (masirah).
 
 
 

Editor:Arif
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/