Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
24 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
Umum
23 jam yang lalu
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Umum
23 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
4
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
9 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
5
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
7 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
6
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
8 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Perjuangkan Nasib Petani Kelapa, Sekdakab Inhil 'Mencari Perhatian' di Riau Investment Forum 2016

Perjuangkan Nasib Petani Kelapa, Sekdakab Inhil Mencari Perhatian di Riau Investment Forum 2016
Acara Riau Investment Forum 2016 di Ballroom Dang Merdu Bank Riau Kepri. (Foto: Ratna SD)
Selasa, 25 Oktober 2016 03:46 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Riau Investment Forum 2016 digelar sebagai ajang promosi beragam potensi ekonomi dan bisnis yang ada pada 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Momen ini pun benar-benar dimanfaatkan oleh Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) untuk mencari 'perhatian' investor.

"Petani kelapa di Inhil sangat membutuhkan kehadiran investor. Apa lagi kondisi seratus ribu hektare kebun kelapa di Inhil saat ini sudah rusak parah," ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Inhil, Said Syarifuddin kepada Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal, Lestari Indah dalam acara Riau Investment Forum di Ballroom Dang Merdu Bank Riau Kepri, Selasa (25/10/2016) siang.

Masih dikatakan Sekda Inhil, kondisi perkebunan kelapa yang rusak semakin diperburuk dengan rendahnya harga kelapa yakni berkisar Rp1.800 per butir dan itu pun tidak dibayar langsung.

Sementara di perbatasan Guntung, kapal Malaysia sudah menanti untuk membeli kelapa petani lokal dengan harga yang cukup tinggi yakni Rp2.800 hingga Rp3 ribu setiap butirnya dan dibayar langsung.

"Kalau kelapa dibeli dengan harga yang pantas, otomatis petani kita tidak akan menjual hasil kebunnya kepada asing. Ini harus menjadi perhatian pemerintah," imbuh Said Syarifuddin dalam forum yang dihadiri beragam asosiasi terkait penanaman modal. adv

Kategori:Pemerintahan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/