Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
Pemerintahan
6 jam yang lalu
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
2
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
Umum
14 jam yang lalu
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
3
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Umum
6 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
4
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
Olahraga
2 jam yang lalu
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
5
Dinas Kebudayaan DKI Luncurkan Aplikasi SI-GAYA
Pemerintahan
4 jam yang lalu
Dinas Kebudayaan DKI Luncurkan Aplikasi SI-GAYA
6
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Umum
2 jam yang lalu
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pacitan Rawan Gempa dan Tsunami, Anak-anak SDN Kembang Belajar Bencana

Pacitan Rawan Gempa dan Tsunami, Anak-anak SDN Kembang Belajar Bencana
Ilustrasi.
Sabtu, 22 Oktober 2016 13:48 WIB
PACITAN - Siswa siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kembang belajar bencana, khususnya gempabumi dan tsunami dari para fasilitator pada Sabtu (22/10) di SDN Kembang, Pacitan, Jawa Timur.

Kegiatan edukasi bencana di sekolah ini karena lokasi yang berada di kawasan rawan bencana gempabumi dan tsunami. Pacitan termasuk wilayah dalam 136 kabupaten/kota dengan indeks risiko tinggi yang diprioritaskan untuk diturunkan indeks risiko bencana sesuai RPJMN 2015-2019. Pacitan merupakan salah satu pusat pertumbuhan wilayah yang rawan bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan menggalakkan jargon 20-20-20.

Baca Juga: Gempa Bumi Guncang Aceh Jaya

Jargon tersebut mengandung makna 20 detik, 20 menit, 20 meter. Jargon mengindikasikan bila gempa terjadi lebih dari 20 detik, masyarakat memiliki waktu 20 menit untuk evakuasi ke tempat yang lebih tinggi lebih dari 20 meter. BPBD Pacitan dan mitra mengajak masyarakat untuk waspada dan mengingat jargon tersebut.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyelenggarakan kegiatan edukasi bencana bagi lingkungan sekolah, baik Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas rutin setiap tahun. Sekolah yang menjadi target kegiatan edukasi bencana berdasarkan rekomendasi BPBD setempat.

Gempa Guncang Mukomuko, Klik Info Lengkapnya Disini

SDN Kembang berjarak kurang 500 m dari pantai Pancer. Lokasi sekolah sangat berisiko karena akses tempat tinggi terdekat terhalang sungai. Edukasi terhadap anak-anak dan guru sekolah sangat mendesak diberikan kepada mereka. "Harapan bahwa anak-anak dan guru melek bencana, minimal tanda-tanda atau langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana," jelas Diana, fasilitator kegiatan.

Fasilitator mengajak anak-anak untuk melihat film pendek tentang gempabumi dan tsunami. Fasilitator kemudian melakukan tanya jawab sambil memberikan kuis. Sebanyak 127 siswa kelas 1 sampai dengan 6 yang terbagi ke dalam dua kelas mengikuti dengan semangat.

Baca Juga: Gempa 4,7 SR, Goncang Maluku

Sementara itu, satu kelas dikhususkan bagi guru-guru untuk memdapat edukasi bencana. BNPB dan BPBD Pacitan mendampingi para guru di dalam kelas.

"Melalui edukasi bencana, guru mengetahui pengetahuan tentang gempabumi dan tsunami. Mereka juga diharapkan dapat membimbing anak didik ketika terjadi bencana," ungkap Diana.

Catatan sejarah gempabumi besar Pacitan pada 1859 dengan kekuatan 7,5 SR. Gempa saat itu menyebabkan tsunami kecil. Kemudian pada 1937 gempa berkekuatan 7,2 SR terjadi dengan intensitas guncangan gempa dirasakan VII - IX MMI sehingga menimbulkan banyak kerusakan.

Terkait dengan potensi bencana di Pacitan, beberapa waktu lalu UPN Veteran Yogyakarta, Pusat Geoteknologi LIPI serta Universitas Birgham Young, Amerika Serikat melakukan penelitian tentang endapan tsunami purba dan peramalan tsunami. Dari hasil penelitian tersebut, jargon 20-20-20 dicetuskan bersama tim peneliti dan BPBD Pacitan.

Malam hari (22/10), BNPB bekerjasama BPBD Pacitan menyelenggarakan pertunjukkan wayang kulit dengan tema 'Kenali Bahaya, Kurangi Risiko'. Pagelaran wayang kulit merupakan kesenian tradisional yang disukai banyak masyarakat dan dapat dijadikan media sosialisasi penanggulangan bencana yang efektif. Dengan konsep edutainment maka masyarakat mendapat hiburan sekaligus pengetahuan kebencanaan yang dimasukkan dalam lakon cerita wayang. Pertunjukkan bagi masyarakat Pacitan diselenggarakan di Alun-alun Pacitan semalam suntuk. (rls)

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:BNPB
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Jawa Timur
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/