Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
2
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
16 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
3
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
Umum
16 jam yang lalu
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
4
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Umum
15 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
5
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
2 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
6
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
45 menit yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ini Kata Lukman Edy soal Situation Room di Kantor Kepresidenan

Ini Kata Lukman Edy soal Situation Room di Kantor Kepresidenan
Wakil Ketua Komisi II DPR Ri, Lukman Edy. (istimewa)
Rabu, 19 Oktober 2016 11:52 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Melihat visi dari Kantor Staf Kepresidenan untuk membangun sebuah ruang kontrol yang berbasiskan teknologi atau Situastion Room, yang berfungsi yang untuk melakukan koordinasi kepada 73 kementerian/lembaga, 34 provinsi, lebih dari 500 kab/kota seluruh Indonesia, menurut politisi PKB Lukman Eddy, perlu adanya Kontrol Room yang respresentatif.

Menurutnya itu dipandang perlu jika memang niat pemerintah serius. Apalagi kata Lukman, Pemerintah Jokowi bahkan merencanakan Situation Room ini yang fungsinya juga mengupdate perkembangan di 75000 desa seluruh Indonesia.

"Kami melihat Situation Room belum bisa mengakomodir dan menyiapakan semua kebutuhan presiden tentang koordinasi, kontrol, monitoring dan evaluasi," jelasnya kepada wartawan, Rabu (19/10/2016) di Gedung DPR Senayan, Jakarta.

Situation Room yang rencananya dibangun pemerintah ini kata Lukman, anggaranya juga dengan harga yang murah, tidak lebih dari Rp40 miliar.

"Nah ini yang perlu diperhatikan, apakah cukup dengan anggaran sebesar itu? Bahkan maintanance nya hanya Rp20 miliar. Bayangkan dengan kontrol room untuk Provinsi Jawa Barat yang mencapai Rp45 miliar dan KontrolĀ  room di Kemenhan itu Rp400 miliar, kan jauh betul," tukasnya.

Oleh sebab itu kata dia, Kepala Staf Kepresiden (KSP) perlu menghitung ulang, idelanya kontrol room itu dibangun seperti apa sehingga bisa memberikan supporting secara maksimal terhadap tugas-tugas kepresiden, tugas koordinasi dengan seluruh stake holder, tugas monitoring, semua pekerjaan dan analisis data, database terpusat, itu butuh perangkat teknologi yang canggih dan mahal. "Kalau tidak, ini akan menjadi mainan saja, tidak representatif untuk negara sebesar ini," paparnya.

"Kami Komisi II akan memberikan dukungan, supporting melihat KSP itu, cuma kami miris melihat anggaran yang kecil untuk maintanance dan building, untuk membangun gedung sistemnya itu," tukasnya lagi.

Berapa idealnya anggaran untuk kontrol room di KSP?

Menurut politisi asal Riau ini, paling tidak dengan memanfaatkan seluruh kontrol room yang ada di semua Kementerian Lembaga, paling tidak Rp100 miliar setiap tahun dibutuhkan sebuah ruang kontrol yang representatif dengan perangkat teknologi terbatru. "Yang sekarang saja, perangkat teknologinya ketinggalan 7 tahun. Perangkat teknologinya dibangun 7 tahun lalu padahal perkembangan teknologi dinamis," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/