Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Olahraga
14 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
13 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
3
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
13 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
4
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
14 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
5
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
13 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
6
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Perbedaan Agama dan Budaya di Indonesia Dapat Menginspirasi Dunia

Perbedaan Agama dan Budaya di Indonesia Dapat Menginspirasi Dunia
Senin, 17 Oktober 2016 14:43 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad menerima rombongan Hartford Seminary dan Pengurus ICMI Pusat. Pertemuan ini dimaksud untuk meningkatkan atau mengharmonisasi dunia melalui agama dan budaya.

Farouk merasa beruntung menerima kunjungan ini. Dia berharap hubungan Indonesia dengan berbagai Negara dapat terjalin positif seperti hubungan Indonesia-AS. ''Kemampuan Indonesia mengelola perbedaan agama dan budaya dapat menginspirasi dunia,'' ucapnya di Nusantara III Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/10).

Menurut dia, saat ini berkembang ketakutan terhadap budaya dan agama tertentu seperti munculnya Islamophobia, gerakan separatis, dan pemimpinan berpaham xenophobic (ketidaksukaan terhadap bangsa asing). ''Globalisasi membawa dampak positif namun juga diiringi dengan ketidakpastian dan ketakutan di berbagai penjuru dunia,” jelas senator asal Nusa Tenggara Barat itu.

Dalam ketidakpastian ini, lanjutnya, pemimpin harus menjadi penggerak perdamaian. Mereka harus menyampaikan pernyataan yang membawa keharmonisan antara budaya dan agama. Dirinya juga yakin bahwa tidak ada agama yang mendukung terorisme dan kekerasan yang mengancam kemanusiaan.

''Poin ini yang berhasil didorong DPD pada 24th Resolution of the 24th Annual Meeting of the Asia Pasific Parliamentary Forum (APPF) tanggal 17-21 Januari 2016 di Vancouver, Kanada,'' kata Farouk.

Farouk menambahkan, dunia ini butuh penggerak perdamaian. Ia juga merasa senang bahwa para penggerak perdamaian hadir di acara kunjungan ini. ''Sebagai kesimpulan, DPD berharap Hartford Seminary akan selalu sukses,'' lontarnya.

Selain itu, DPD memiliki peran penting dalam mengelola perbedaan budaya dan agama di Indonesia melalui aspirasi yang disampaikan masyarakatnya. Lantaran, Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki berbagai agama, etnik, budaya dan bahasa yang tersebar di seluruh penjuru pulau. ''Menjadi hal yang penting untuk mendengar dan menyampaikan semua aspirasi dari Sabang sampai Merauke agar bisa didengar oleh pemerintah pusat,'' jelas Farouk.

Sementara itu, Presiden Hartford Seminary School Heidi Hadsell mengatakan di negaranya (Amerika Serikat), terkadang muncul sikap anti-toleransi dan paham ekstremisme yang bisa lahir dari penganut ajaran manapun. ''Itu semua terjadi karena adanya kesalahan dalam hubungan antaragama, juga kesalahan hubungan lintas budaya,'' terangnya.

Heidi menambahkan, paham ekstrim yang kerap ditampilkan media sebagai wajah Islam adalah bagian dari kampanye Islamophobia di negara-negara yang memang minoritas kaum muslimin. ''Saya amat menyesal dengan sikap pemerintah Amerika yang ikut andil dalam mengkampanyekan Islamophobia,'' ujar dia. ***

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:GoNews Group, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/