Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
19 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
17 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
3
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
15 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
13 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
6
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
15 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Perguruan Tinggi di Daerah Masih Perlu Perhatian dari Pemerintah

Perguruan Tinggi di Daerah Masih Perlu Perhatian dari Pemerintah
Selasa, 04 Oktober 2016 17:35 WIB
JAKARTA - Komite III DPD RI meminta solusi kepada Kementerian Ristek dan Dikti terkait peningkatan pengelolaan dan penyelenggaraan di Indonesia Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia. Berbagai pertanyaan dan masalah muncul dari Anggota Komite III dalam Rapat kerja yang Komite III dengan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Muhammad Nasir di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (4/10/2016).


Temuan DPD RI di lapangan yaitu peranan kopertis terasa tidak efektif serta upaya mengganti kopertis dengan Lembaga Layanan Perguruan Tinggi (LLPT/L2PT), ditemukan kurangnya fasilitas dari pemerintah dalam merealisasikan publikasi penelitian para dosen seperti yang diucapkan oleh Fahira Idris Wakil Ketua Komite III ''publikasi jurnal internasional masih jauh dari harapan,'' ujarnya.

Senada dengan Senator Asal DKI Fahira Idris mengenai publikasi penelitian PT, Eni Khairani Senator asal Bengkulu menyatakan bahwa Indonesia tertinggal jauh dari Malaysia dalam hal publikasi hasil penelitian. ''dari 33 negara yang melakukan penelitian kita berada di posisi 11, ada persoalan apa dengan research-research yang dilakukan oleh perguruan tinggi?'' ucapnya.

Minimnya sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan pendidikan PT di daerah, misalkan laboratorium untuk praktek mahasiswa. ''Apakah masih ada dikotomi dalam hal mensupport dan menstimulasi antara PTN dan PTS dalam alokasi anggaran. Seberapa besar perbedaan alokasi anggaran antara PTN dan PTS?'' ujarnya. Hal ini dipertanyakan oleh Eni Khairani karena dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 sudah dinyatakan tidak ada dikotomi antara PTN dan PTS.

Di sisi lain Anggota Asal Nusa Tenggara Timur mempertanyakan mengenai eskistensi Menristek dalam memajukkan daerah terpencil, ''bagaimana peran Menristek Dikti untuk membantu pemerintah daerah dalam menangani pendidikan di kawasan tertinggal sesuai dengan UU no 12 tahun 2012?'' tegas Abraham Liyanto.

Menanggapi hal tersebut Muhammad Nasir menyatakan bahwa masalah-masalah tersebut sudah ditangani oleh L2PT. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 12 thn 2012 untuk pembinaan PT perlu dibentuk L2PT yang dahulunya adalah Kopertis. ''Kami sudah bicarakan mengenai hal ini kepada menpan untuk menindak lanjuti masalah dikti ini,'' ujarnya. Dan mengenai alokasi PTN dan PTS Menteri Ristek menyatakan ''PTN berbeda dengan PTS yang dari awal sudah satu mempunyai komitmen PTS sendiri, dan negara hanya mengapresiasi dan membantu PTS saja,'' tambahnya. ***

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:GoNews Group, Pendidikan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/