Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
23 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
19 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
19 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
20 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  Sulawesi Selatan
PON XIX Jawa Barat 2016

Waduh, Kericuhan Kembali Terulang, Manajer Menembak Sumsel Sebut Alat Pengitungan Skor di Jabar Kampungan dan Proyek 'Gila'

Waduh, Kericuhan Kembali Terulang, Manajer Menembak Sumsel Sebut Alat Pengitungan Skor di Jabar Kampungan dan Proyek Gila
Kericuhan di Venue Menembak PON Jabar. (GoNews.co/Azhari)
Kamis, 22 September 2016 18:59 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Suasana ricuh terjadi di venue menembak Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jabar 2016 di Cimahi, Kamis (22/9) siang. Buruknya kualitas alat penghitung skor yang disiapkan oleh panpel menjadi keluhan dan menimbulkan kerusuhan.

Pelatih menembak Sumsel, Saptono sendiri mengatakan kejadian rusaknya alat penghitungan yang sudah terjadi kedua kalinya selama pelaksanaan PON XIX Jabar sangat mencoreng pelaksanaan pertandingan.

"Kemarin Sumsel sudah mengalaminya di bagian putra, dan hari ini terjadi lagi di nomor 50M Prone Women putri. Atlet andalan kita Maharani Ardi yang sudah menembak sekitar 30 peluru di ban 18 diminta pindah ke ban 1 karena sistemnya rusak," jelasnya.

Menurutnya, kejadian ini jarang ditemui, bahkan di PON Kaltim 2012 lalu tidak terjadi. "Biasanya jika atlet sudah menembak maka hasilnya akan otomatis bisa dilihat, sekarang dengan sistem manual. Tentu ini akan sangat bisa terjadi kesalahan," ketusnya.

Sementara itu, cibiran keras terkait bobroknya pelaksanaan pertandingan cabor menembak datang dari manajer Kaltim, Sarwono Hidayat. "Alatnya kampungan, PON Jabar ini proyek gila. Kami menolak penghitungan dengan sistem manual, seharusnya mereka melihat bagaimana alat yang ada di Kaltim, DKI Jakarta atau Sumsel. Ini kejuaraan nasional, kalau seperti ini seperti kelas kacangan," ketusnya. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Olahraga, Jawa Barat, Sulawesi Selatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/