Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
15 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
15 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
14 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
15 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
6
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
15 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Hari Aksara harus Dijadikan Bahan Refleksi

Hari Aksara harus Dijadikan Bahan Refleksi
Sekumpulan siswi SD sedang membaca buku untuk menambah wawasan mereka (ilustrasi/google.com)
Minggu, 11 September 2016 19:23 WIB
Penulis: Yusuf Ahmad

MEDAN - Hari Aksara Internasional yang diperingati setiap 8 September harusnya dijadikan sebagai bahan refleksi bagi masyarakat Indonesia. Sebab, aksara yang tak dapat dilepaskan dari dunia literasi dan membaca, sedang dalam kondisi yang memprihatinkan.


Inisiator Gerakan Boemi Poetera, Tengku Zainuddin mengatakan, masalah tersebut harusnya dapat menjadi bahan refleksi masyakarat Indonesia dalam memeringati Hari Aksara Internasional.

"Aksara mengarah pada literasi. Kalau kita bicara literatur, sangat banyak yang kita miliki. Hanya saja, literatur itu memfosil di rak-rak buku dan perpustakaan," kata Zainuddin saat diwawancarai GoSumut, Minggu (11/9/2016).

"Kemampuan cendekiawan kita yang tidak dapat dinikmati khalayak banyak, itu akan menyebabkan masyarakat lupa dan meninggalkan budaya dan leluhurnya," timpalnya kembali.

Untuk itu, dirinya menekankan, budaya membaca dan literasi harus diperkuat untuk menghadapi dinamika zaman.

"Budaya membaca dan literasi sangat penting untuk menghadapi zaman. Kita harus kuatkan itu. Dan ingat, membaca tidak hanya membaca tulisan, tapi juga membaca fenomena yang ada," pungkasnya.

Editor:Arif
Kategori:GoNews Group, Pendidikan, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/